Metode Ukai yang berusia satu milenium ini nelayan memanving menggunakan bantuan unggas dalam berburu ikan.
- Tim WowKeren
- Selasa, 15 Juli 2014 - 10:56 WIB
WowKeren - Memancing ikan secara tradisional kadang menggunakan cara yang tak biasa, seperti yang di Jepang ini. Para pemancing kuno rupanya menggunakan unggas sebagai alat pancing yang disebut dengan metode Ukai.
Pemancing yang memakai Ukai melatih kormoran atau sejenis burung laut warna hitam dengan leher dan paruh panjang. Unggas yang disebut "ayu" ini yang nantinya akan menyelam ke air menangkap ikan-ikan. Praktek ini sudah dilakukan sejak 1.300 tahun lalu di sungai Nagara, Hozu dan Uji selama musim panas.
Menurut legenda, pemancing Ukai mendapat perlindungan dari dinasti kerajaan. Panglima perang, Oda Nobunaga, bahkan melindungi pemancing Ukai dengan memberikan jabatan resmi khusus "usho". Oda memang suka menyaksikan keahlian ukai dalam memancing sehingga ingin melestarikannya sebagai warisan seni budaya.
Ukai biasanya dilakukan malam hari dengan dua nelayan di setiap kapal yang membawa selusin burung ayu. Karena sudah gelap maka penerangan hanya menggunakan obor yang digantung di atas kapal. Mereka lalu melepas ke air unggas-unggas yang sudah ditali lehernya untuk melakukan tugasnya.
Tali di leher tersebut berguna agar burung tidak menelan ikan buruannya hingga masuk perut. Sebab nelayan akan memaksa burung memuntahkan ikan di dalam lehernya, begitulah cara Ukai. Namun jangan khawatir, burung itu mendapat jatah ikan untuk dimakan usai bekerja.
Di masa modern, Ukai menjadi atraksi turis dengan memberikan tur saat musim memancing. Turis harus merogoh 1.500-3.000 Yen (Rp 200-300an ribu) untuk menikmati atraksi kuno ini selama satu jam. Perfektur Gifu merupakan lokasi paling bagus untuk menyaksikan Ukai selama kisaran Mei hingga Oktober.
Inilah video memancing dengan metode Ukai di Jepang:
(wk/)