Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean Tak Lolos Ke Senayan, Sebut Demokrasi Indonesia Mahal
Nasional

Diketahui, Ferdinand memang jarang mengampanyekan dirinya sebagai caleg selama masa Pemilu 2019. Ferdinand justru biasa hadir di hadapan publik sebagai juru bicara BPN Prabowo-Sandi.

WowKeren - Politisi Partai Demokrat, Ferdinad Hutahaehan, mengaku dirinya tak lolos dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Diketahui, Ferdinand maju sebagai caleg Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dengan daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat 5.

"Tidak lolos," ujar Ferdinand dilansir Tempo, Kamis (2/5). Dapil Jawa Barat 5 yang meliputi Kabupaten Bogor memang membuat Ferdinand harus bersaing dengan beberapa politisi kondang lainnya. Seperti Fadli Zon dari Partai Gerindra, dan Adian Napitupulu dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Namun, Ferdinand mengaku bukan persaingan ketat di dapil yang membuatnya tak lolos ke Senayan. Menurutnya, ia gagal karena faktor mahalnya biaya politik di Indonesia.

Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat tersebut mengaku bahwa dirinya memang tidak ingin menghabiskan banyak uang demi mendapat kursi di Parlemen. Ferdinand juga menyebut bahwa ia secara terbatas ke lapangan untuk menambah perolehan suara Partai Demokrat.


"Demokrasi kita menjadi demokrasi yang mahal," jelas Ferdinand. "Saya enggak mau judi di lapangan."

Diketahui, Ferdinand memang jarang mengampanyekan dirinya sebagai caleg selama masa Pemilu 2019. Selain mempromosikan Partai Demokrat, Ferdinand biasanya hadir di hadapan publik sebagai juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Usai gagal memperoleh kursi di DPR RI, Ferdinand mengaku akan berfokus untuk mengurus bisnisnya dan berkegiatan di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat. "Ya tetap urus partai dan menyiapkan jalan politik bagi kejayaan Demokrat 2024," jelas Ferdinand.

Di sisi lain, usai pemungutan suara pada 17 April lalu, perolehan suara Partai Demokrat sendiri sempat berada di bawah target. Berdasarkan hasil quick count, Partai Demokrat memperoleh suara sebesar delapan persen. Jumlah ini masih jauh dari target yang dipasang oleh partai, yakni sebesar sebelas persen.

Menurut Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief, perolehan minim itu merupakan imbas identitas politik yang kerap dilakukan oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sehingga, ia merasa bahwa Partai Demokrat telah menjadi korban politik.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru