Shanghai Lockdown, Muncul Sosok 'Pahlawan' Bagi Hewan Peliharaan yang Ditinggal Majikannya Karantina
Pxhere
Dunia

Belakangan ini, bahkan muncul video yang menunjukkan seorang petugas kesehatan di Shanghai memukul seekor anjing corgi sampai mati hingga menyebabkan kegemparan di antara penduduk.

WowKeren - Tiongkok yang mengejar tujuan "nol COVID-19" menerapkan lockdown di Shanghai sejak Maret lalu. Siapa pun yang tertular COVID-19 akan dikirim ke fasilitas pusat untuk menjalani karantina, dan kadang meninggalkan hewan peliharaan mereka di tangan otoritas setempat.

Ada kekhawatiran hewan peliharaan warga tidak akan diberi makan atau ditinggalkan begitu saja oleh pihak otoritas. Belakangan ini, bahkan muncul video yang menunjukkan seorang petugas kesehatan di Shanghai memukul seekor anjing corgi sampai mati hingga menyebabkan kegemparan di antara penduduk.

Ketakutan ini turut dirasakan oleh seorang warga Shanghai bernama Sarah Wang. Ia mengaku khawatir soal siapa yang akan merawat kucingnya selama ia dikarantina karena positif COVID-19.

Layanan penyelamatan darurat lantas dibentuk untuk membantu hewan peliharaan yang ditinggal majikannya karantina. Kelompok ini juga menemukan rumah sementara dengan pengasuh di seberang kota bagi kucing milik Wang. Kepada AFP, Wang mengaku lega dan mengatakan bahwa kucingnya tidak akan selamat jika apartemennya didesinfeksi.

"Kondisinya akan sangat suram tanpa ada yang datang untuk memberinya makan," ujar wanita berusia 28 tahun itu.


Erin Leigh, penyelenggara utama layanan penyelamatan darurat tersebut telah memperluas kelompoknya dalam beberapa minggu terakhir. Dari yang awalnya sebuah perusahaan penitipan hewan peliharaan menjadi jaringan ribuan sukarelawan yang tidak dibayar.

"Untuk beberapa hewan peliharaan di kota, itu menjadi urusan hidup atau mati," kata Leigh.

Setelah video pemukulan anjing corgi beredar baru-baru ini, Leigh mengatakan dia telah dibanjiri dengan permohonan dari pemilik yang putus asa untuk menyelamatkan hewan mereka. "Orang-orang seperti, 'Bawa anjing saya ke tempat yang aman. Saya bahkan tidak menginginkannya di rumah saya'," katanya.

Leigh dan kelompoknya bergerak secara online untuk berbagi informasi tentang hewan peliharaan yang ditinggalkan saat majikannya menjalani karantina terpusat. Beberapa administrator bekerja siang dan malam untuk mencatat kasus hewan yang menderita, mengklasifikasikannya berdasarkan lokasi dan mencatat hewan yang paling membutuhkan makanan, tempat tinggal atau perawatan lainnya.

Jaringan tersebut kemudian membunyikan alarm di media sosial, membagikan poster "membutuhkan bantuan" dalam bahasa Mandarin dan Inggris hingga penyelamat ditemukan. Mereka juga menghubungkan pemilik dan pengasuh dengan dokter hewan yang tinggal di rumah. Kelompok tersebut telah membantu ratusan kucing dan anjing, ditambah beberapa burung, ikan, dan ular.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait