Anjing Canon di Aceh Ternyata Pernah Gigit Warga, Pemilik Sudah 'Disentil' Sejak 2019 Tapi Abai
Pixabay
Nasional

Penangkapan anjing peliharaan bernama Canon di Pulau Banyak, Aceh Singkil sempat memicu pro dan kontra di media sosial. Camat Pulau Banyak pun menerangkan pemilik Canon sudah ditegur sejak 2019.

WowKeren - Penangkapan seekor anjing peliharaan bernama Canon di Pulau Banyak, Aceh Singkil menjadi sorotan sejak pekan lalu. Apalagi karena proses penangkapannya menjadi viral di media sosial, serta Canon yang kini dilaporkan sudah mati.

Setelah Satpol PP Aceh Singkil yang memberi klarifikasi soal penangkapan Canon, kini giliran Camat Pulau Banyak, Mukhlis yang menerangkan fakta baru. Mukhlis menyebut pihaknya sudah menyurati pemilik Canon agar tidak memelihara anjing di lokasi wisata sejak 2019, apalagi yang mengganggu wisatawan.

"Sejak 2019 kita surati. Kepala Desa juga sudah mengingatkan. Tapi tidak dihiraukan oleh pemilik resort yang memelihara hewan di lokasi wisata tersebut," kata Mukhlis kepada CNN Indonesia. Minggu (24/10).

Akhirnya otoritas setempat mengambil paksa hewan peliharaan di resort tersebut, apalagi karena Canon juga kerap mengganggu wisatawan yang berkunjung. Bahkan menurut Mukhlis, sudah dua warga yang menjadi korban gigitan anjing.

"Dua orang sudah korban yang digigit. Belum lagi mereka yang kaget dikejar anjing itu hingga jatuh barang dan handphone-nya ke laut," tutur Mukhlis, dikutip pada Senin (25/10).

Mukhlis mengaku sudah melakukan langkah persuasif agar pemilik resort memindahkan anjing tersebut, namun diabaikan begitu saja. Perihal informasi Canon yang menggigit warga ini pun turut disampaikan Eko Chandra Bungsu selaku salah satu warga Pulau Banyak yang menjadi korban sang anjing.


Eko mengaku digigit Canon pada September 2020 lalu, ketika sedang diadakan kegiatan adat tolak bala di Pulau Panjang. Di sela kegiatan tersebut, Eko bersama rekannya ingin mengeksplorasi Pulau Panjang dengan melewati Kimo Resort yang memelihara Canon.

Eko merasa aman melintas di sana karena Canon yang diikat dengan tali. Namun baru beberapa langkah membelakangi, tiba-tiba anjing tersebut berlari dan menggigit pergelangan kakinya.

"Baru beberapa langkah membelakangi anjing itu, saya diterkamnya, pergelangan kaki saya digigit," ujar Eko. Ia lantas dirujuk ke Puskesmas Pulau Banyak yang ditempuh selama 20 menit dengan perahu mesin, namun dokter di sana ternyata tidak memiliki obat suntik antirabies.

Eko lantas harus dibawa ke rumah sakit di Ibu Kota Kabupaten Aceh Singkil yang berjarak 3,5 jam menggunakan kapal. "Saya disarankan ke Singkil, karena di sini waktu itu tidak ada suntik antirabies. Jadi kaki saya sempat bengkak," papar Eko.

Menurut Eko, pemilik resort sempat tidak mau bertanggung jawab atas kejadian yang menimpanya. Alhasil warga setempat mulai resah dan mengancam akan memindahkan paksa Canon yang berujung membuat pemilik berkenan bertanggung jawab.

Pemilik juga kala itu sepakat untuk menjaga anjingnya dan tidak akan melepasliarkan di pantai. Namun akhirnya kesepakatan itu dilanggar oleh pemilik resort yang malah melarang wisatawan dan warga untuk lewat di depan resortnya.

Mukhlis pun menambahkan, bahwa pemilik resort sempat menyekat bibir pantai yang membuat wisatawan juga jadi sulit mengeksplorasi pulau tersebut, di samping karena takut dengan anjing yang berjaga. "Harusnya enggak boleh disekat bibir pantai," tegas Mukhlis.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait