Sering menggunakan produk dengan lendir siput sebagai bahan dasarnya? Kalian harus cek kebenarannya di artikel ini.
- Nur Islamiyah
- Jumat, 07 September 2018 - 10:33 WIB
WowKeren - Inovasi dibidang kecantikan memang tidak ada habisnya. Demi mendapatkan bahan super yang bisa memberikan manfaat besar bagi kulit wajah, produsen produk kecantikan tampak tidak pernah lelah mencari. Mulai dari bahan alami seperti teh hijau, lidah buaya, bengkoang, mawar, timun, tomat hingga saat ini yang sedang jadi tren adalah lendir siput.
Sebenarnya, pemanfaatan lendir siput ini telah lama digunakan sejak Yunani Kuno. Mereka memakainya untuk mengobati luka bakar, inflamasi dan segala jenis masalah kulit. Namun, merek kosmetik Korea membawa tren ini kembali menarik perhatian publik. Sebut saja Tony Moly, Benton, Secret Key, Cosrx dan lainnya sudah mengeluarkan skin care seperti masker, pelembap, krim wajah dan serum dengan bahan lendir siput.
Lendir siput sendiri mengandung 91-98% air. Maka dari itu, kebanyakan produk perawatan ditargetkan untuk menjaga kelembapan dan mempertahankan kadar air di dalam kulit. Tentu saja masih banyak kandungan baik di dalam lendir siput seperti hyaluronic acid yang makin sedikit diproduksi tubuh saat kita tua. Kurangnya kandungan ini lah yang menyebabkan kulit kering.
Selain itu, terdapat Glycolic acid yang berfungsi sebagai eksfoliasi yang dapat membersihkan sel kulit mati. Warna kulit wajah akan lebih cerah dan rata karena manfaat kandungan ini. Copper peptides, yang bermanfaat untuk menyamarkan flek hitam dan bekas jerawat.
Tapi, benarkan lendir siput memiliki manfaat besar bagi kulit wajah kita? Dilansir dari Hallo Sehat, seorang dermatologis asal New York, Dr Howard Sobel mengatakan pada New York Magazine bahwa tingkat konsentrasi bahan aktif yang terkandung dalam lendir tidak cukup tinggi untuk bisa memberikan efek positif. Beberapa pakar ahli rupanya juga menyebutkan hal serupa.
Joel Studin, seorang dokter bedah plastik, menyebutkan bahwa walaupun sejumlah manfaat pada lendir siput tidak bisa dibantah namun, studi yang ada masih tergolong kecul untuk bisa menjamin legitimasinya. Penelitian yang lebih baik masih harus dilakukan.
Selain itu, dermatolog di California Pacific Medical Center, Marie Jhin menyampaikan bahwa nutrisi di lendir siput tak menjamin keefektifannya dalam merawat kulit. "Lendir tak secara konsisten terkonsentrasi dan manfaanya mungkin tergantung dari jenis sipun dan banyaknya produksi sekresi," ujar Marie. "Proses produksi tak terjadi begitu saja, sehingga formulasi lendir tak akan sama."
Terdapat sebuah studi terbatas yang menunjukkan efek penggunaan lendir siput. Studi yang dilakukan oleh peneliti California ini meminta 25 partisipan dengan kulit rusak untuk menggunakan krim berbahan dasar lendir siput. Dari studi tersebut ditemukan bahwa krim tersebut mampu mengurangi kerutan dan kulit kasar dalam 12 minggu.
Kesimpulannya, nutrsi dalam lendir siput memang baik untuk perawatan kulit wajah, namun manfaatnya hanya sedikit. Efek yang dihasilkan juga dapat dengan mudah diperoleh dari produk yang memiliki bahan dasar lain. Pemanfaatannya juga masih membutuhkan bahan-bahan aktif lain yang kuat dan bisa membantu penyerapan lebih dalam kulit agar bekerja maksimal. Tidak ada manfaat spesial yang didapat.
(wk/nris)
