Perjalanan Hidup NH Dini, Sastrawan Legendaris Penulis 'Pada Sebuah Kapal' yang Meninggal
Instagram/reyoctavianus
Nasional

NH Dini dapat disebut bukan wanita biasa. Ia punya se-gudang cerita dalam hidupnya. Simak di bawah ini.

WowKeren - Meninggalnya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau yang lebih dikenal dengan nama NH Dini menorehkan duka mendalam bagi dunia sastra. Sastrawan terkenal berusia 84 tahun ini mengalami kecelakaan di ruas Jalan Tol Tembalang Kilometer 10, Kota Semarang, Selasa (4/12) kemarin.

NH Dini mengalami kecelakaan bersama dengan Suparjo, pengemudi mobil saat kendaraan yang mereka tumpangi ditabrak oleh sebuah truk yang berjalan mundur karena mengalami kerusakan. Keduanya sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawa wanita dua anak ini tidak tertolong.


Pecinta karya sastra sudah sangat mengenal nama NH Dini. Berbagai bukunya banyak menginspirasi terutama bagi penulis perempuan untuk terus menghasilkan karya sastra.

NH Dini dapat disebut bukan wanita biasa. Ia memiliki kisah hidup yang panjang dan penuh dengan arti hingga ajal menjemput. Berikut terdapat perjalanan hidup NH Dini, sang pencipta karya-karya sastra terkenal. Simak di bawah ini.

(wk/nris)

1. NH Dini Tak Berhenti Menulis Meski Menjadi Pramugari


NH Dini Tak Berhenti Menulis Meski Menjadi Pramugari
Instagram/perjalanansugi

NH Dini merupakan wanita asli Semarang yang lahir pada 29 Februari 1936. Anak bungsu dari lima bersaudara ini mulai suka menulis sejak usia sembilan tahun. Saat itu, ia baru gemar menulis syair dan sajak. Menurutnya, tulisannya saat itu merupakan ungkapan hati dan pikirannya sendiri.

Sang ayah menjadi sosok yang mengembangkan bakat tulis NH Dini. Kemudian pada saat SMP bakatnya semakin terasah dan mulai mengisi majalah dinding sekolah dengan sajak serta cerita pendek. Ia bahkan pernah menulis dan membacakan sendiri karyanya di RRI Semarang ketika berusia 15 tahun.

Serius untuk memperdalam bakatnya, NH Dini memutuskan masuk jurusan sastra saat SMA. Ia semakin rajin mengirimkan cerpen miliknya ke berbagai majalah. Bersama kakakanya, Teguh Asmar, ia bergabung dalam kelompok sandiwara radio Kuncup Berseri. Namun, saat lulus SMA NH Dini ikut kursus Pramugari di Jakarta. Ia kemudian bekerja di Garuda Indonesia Airways (GIA) di Bandara Kemayoran.

Selama menjadi seorang pramugari, NH Dini tak pernah melupakan kecintaannya pada sastra. Ia menulis karya "Hati jang Damai" yang menjadi kenangannya di dunia penerbangan. Dari pekerjaannya itu, terbit lah sebuah kumpulan cerpen "Dua Dunia" pada 1956.

2. NH Dini Menikah dan Aktif di Dunia Sosial


NH Dini Menikah dan Aktif di Dunia Sosial
Instagram/indonesiaartdocumentary

Perjalanan baru NH Dini dimulai ketika ia menikah dengan diplomat Perancis, Tves Coffin pada 1960. Ia terbang ke Kobe, Jepang dan tinggal bersama suaminya. Tiga tahun di Jepang, mereka pindah ke Pnom Penh, Kamboja.

NH Dini kemudian ikut suaminya ke Paris pada 1966 dan melahirkan anak keduanya pada 1967. Selama tinggal dinegara suaminya itu, NH Dini tak berdiam diri. Ia ikut serta dalam organisasi Les Amis dela Natura (Grees Peace). Ia turut menyelamatkan burung belibis yang terkena polusi oleh tenggelamnya kapan tanker di pantai utara Perancis.

Perancis bukan negara terakhir yang ditinggalinya. NH Dini kembali pindah ke Manila, Filipina mengikuti suaminya bertugas setahun kemudian. Pada 1976, mereka pindah lagi ke Detroit, Amerika Serikat saat suaminya menjabat sebagai Konsul Jendral Prancis.

3. NH Dini Mendirikan Taman Baca dari Uang Perceraian


NH Dini Mendirikan Taman Baca dari Uang Perceraian

Sayangnya, pernikahan NH Dini berakhir dengan perceraian. Ia berpisah dengan Yves Coffin pada 1984. Ia juga mendapatkan kembali kewarganegaraan Indonesia pada 1985 melalui Pengadilan Negeri Jakarta. Anaknya, Marie-Claire Lintang Coffin diketahui menetap di Kanada saat ini. Sedangkan Pierre Louis Padang Coffin yang dikenal sebagai kreator tokoh Minions berada di Paris.

NH Dini sempat disalahkan karena meninggalkan perkawinan dan anak-anaknya. Hal itu juga yang menyebabkannya hanya memperoleh 10 ribu USD dari mantan suaminya. Uang tersebut kemudian digunakan NH Dini untuk membangun pondok baca anak-anak di Sekayu, Semarang.

4. Karya NH Dini Banyak Mengambil Tema Kehidupan Pernikahan dan Sosial


Karya NH Dini Banyak Mengambil Tema Kehidupan Pernikahan dan Sosial

Selama menikah dengan Yves Coffin, NH Dini semakin mengembangkan tulisannya. apalagi hidup berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain membuatnya mendapatkan banyak pengalaman hidup.

Salah satu karyanya yang dibuat saat masih tinggal di Jepang adalah "Namaku Hiroko". Karya itu kemudian terbit pada tahun 1977. Selain itu, tema sosial juga meramaikan karya NH Dini. Sebut saja "Orang-Orang Tran" pada tahun 1983 yang kemudian diterbitkan ulang dengan judul "Tanah Batu, Tanah Air Kedua" pada 1997. Buku itu bercerita soal kehidupan transmigran asal Jawa di tanah garapan baru di Kalimantan.

Tema pernikahan yang tidak bahagia juga beberapa kali dibawa NH Dini dalam karyanya. Seperti "La Barka", "Istri Konsul", "Pada Sebuah Kapal" dan lainnya. Pada beberapa novel itu, ia menggambarkan seorang wanita Indonesia yang kemudian menikah dengan pria asal Perancis yang memiliki banyak masalah dalam kehidupan percintaannya.

NH Dini juga mengambil tema yang beragam pada setiap cerpennya. Rata-rata berkisar di realita kehidupan saat itu, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan. Hingga akhir hayatnya NH Dini selalu tekun menjadi seorang penulis dan peduli pada lingkungannya.

5. Penghargaan NH Dini dan Konstribusinya di Dunia Sastra


Penghargaan NH Dini dan Konstribusinya di Dunia Sastra
Instagram/reyoctavianus

Selama pengabdiannya di dunia sastra, NH Dini telah menerima beberapa penghargaan seperti Hadiah Seni untuk Sastra dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1989), Bhakti Upapradana Bidang Sastra dari Pemerintah daerah Jawa Tengah (1991), SEA Write Award di bidang sastra dari Pemerintah Thailand (2003), Hadiah Francophonie (2008) Achmad Bakrie Award (2011) dan Penghargaan Sepanjang Masa atau Lifetime Achievement Award dalam malam pembukaan Ubud Writers and Readers Festival 2017.

Penghargaan-penghargaan tersebut diberikan atas konstribusinya yang besar di dunia sastra, terutama Indonesia. Seperti diketahui, ia merupakan salah satu pionir penulis perempuan di dunia sastra Indonesia. NH Dini juga sangat berjasa bagi penegak hak perempuan. Selain itu, hingga masa tuanya, NH Dini masih sering diundang untuk membagikan ilmunya di banyak kampus.

6. Sederet Karya NH Dini yang Terkenal


Sederet Karya NH Dini yang Terkenal
Instagram/anie_craftnart

NH Dini telah menghasilkan banyak novel yang sangat diminati. Novel terlaris pertamanya adalah "Pada Sebuah Kapal" yang terbit tahun 1972. Novel ini memakan waktu satu bulan untuk proses penulisannya, namun butuh 10 tahun hingga diterbitkan.

Kemudian ada "La Barka" tahun 1975. Novel ini menceritakan seorang anak dari panti asuhan bernama Rina yang menikah dengan lelaki Perancis. Namun, pernikahan keduanya mengalami masalah karena sang suami tidak menyukai kehadiran anak kecil.

Karya NH Dini yang terkenal lainnya ada, "Namaku Hiroko" (1977), "Orang-orang Tran" (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998) dan masih banyak lagi. Salah satu yang wajib dibaca diterbitkan pada tahun 2003 diberi judul "Dari Parangakik ke Kampuchea". Novel ini ditulis saat NH Dini dalam keadaan yang sudah sakit-sakitan.

Selamat jalan NH Dini. Nama dan karyamu akan selalu dikenang dan menjadi inspirasi banyak orang.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait