Korban Tewas Aksi 22 Mei Rupanya Laskar FPI dan Pendukung Setia Prabowo, Keluarga Protes Kapolri
Twitter/rohim_saber
Nasional

Korban tewas yang tertembak di depan Pasar Blok A Tanah Abang, Farhan Syafero, dikenal aktif di kegiatan pengajian di Majelis Nurul Mustofa dan merupakan seorang simpatisan FPI.

WowKeren - Aksi 22 Mei terkait hasil Pilpres 2019 memakan korban jiwa. Seorang pria bernama Farhan Syafero tewas tertembak di depan Pasar Blok A Tanah Abang pada Rabu (22/5) dini hari.

Keluarga Farhan pun membenarkan informasi tersebut. Dilansir Tirto pada Rabu, kerabat korban yang bernama Anida baru mengetahui informasi tersebut pada pukul 06.00 WIB dari grup WhatsApp keluarga. Anida mengaku tak tahu mengenai rencana Farhan mengikuti aksi 22 Mei.

"Enggak tahu soal itu. Mungkin dia berangkat langsung dari Cikarang. Saya kaget dengar dia meninggal," tutur Anida. "Sempat enggak percaya. Baru percaya pas dikasih lihat fotonya. Bener itu dia."

Anida juga mengonfirmasi identitas Farhan dari kartu SIM. "Iya benar. Itu Farhan ponakan saya," ungkap Anida.

Menurut Anida, Farhan tinggal di Cikarang, Jawa Barat, sejak menikah. Ia tinggal bersama istri dan kedua anaknya.


Korban juga dikenal aktif di kegiatan pengajian di Majelis Nurul Mustofa. Menurut sepupu Farhan, Andriani, pria berusia 30 tahun tersebut merupakan seorang simpatisan Front Pembela Islam (FPI).

Andriani juga menuturkan bahwa Farhan merupakan pendukung setia Capres 02, Prabowo Subianto. Sehari-harinya Farhan bekerja serabutan, mulai dari supir ojek online hingga berjualan baju koko.

Sementara itu, saudara ipar Farhan, Fatkhurohman Akbar, juga membenarkan bahwa korban tewas tertembak. "Benar Farhan meninggal akibat dua peluru yang bersarang di leher dan tembus ke belakang," ungkap Akbar dilansir RMOL Jatim pada Rabu.

Akbar pun lantas memberikan protes kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian atas insiden tersebut. "Saya mempertanyakan kepada Kapolri. darimana peluru itu? Kalau dari pasukan, apakah boleh pakai peluru tajam?" ujar Akbar.

Di sisi lain, sebelumnya pihak kepolisian telah menegaskan bahwa pihaknya tidak ada yang dibekali peluru tajam dan senjata api dalam melakukan pengamanan massa 22 Mei. "Yang perlu disampaikan bahwa aparat keamanan dalam pengamanan unjuk rasa tidak dibekali oleh peluru tajam dan senjata api," tegas Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, dilansir CNN Indonesia pada Rabu.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru