Ari Lasso menceritakan sebuah kenangan jahil yang pernah ia lakukan di masa sekolah saat kepergok akan mengintip siswa perempuan akan ganti baju di dalam kelas.
- Lailatul Maghfiroh
- Senin, 25 November 2019 - 15:15 WIB
WowKeren - Baru-baru ini Ari Lasso menceritakan sebuah kenangan paling jahil yang pernah ia lakukan di masa sekolah. Hal tersebut untuk pertama kalinya ia ungkapkan saat mengisi salah satu konten di kanal YouTube milik Denny Cagur.
Kepada Denny, Ari bercerita bahwa dulu ia pernah ingin mengintip teman-teman perempuan yang berada dalam kelas setelah kehujanan. Meski agak sedikit ragu, Ari pun akhirnya melanjutkan ceritanya tersebut.
"Duh gue mestinya nggak cerita ini sih,” ujar Ari. “Tapi dulu gue pernah sama temen-temen cowok dulu, pas olahraga terus hujan, pintu-pintu kelas kita kunci. Jadi cewek-cewek itu kan bajunya nyeplak (baju yang basah hingga menempel pada badan) semua."
“Kelas jaman dulu kan pintu tinggi man, terus ada krepyak (sekat), kita rebutan ngintip,” papar Ari yang langsung membuat Denny semakin penasaran untuk mendengarkan lanjutan ceritanya. Hingga akhirnya Ari mengatakan bahwa aksi jahilnya tersebut kepergok guru olahraganya yang langsung menjitaknya dari belakang.
"Ini sumpah ya, gue baru mau ngintip tiba-tiba ada yang jitak gue dari belakang,” tutur Ari. “Gue sempet bilang, 'tunggu, tunggu, gue juga belum (lihat) nih, gue juga belum (lihat) nih'. Nggak lama baju gue ditarik dan itu ternyata guru olahraga gue."
Mendengar itu, Denny pun langsung tak bisa menahan tawanya hingga Ari menegaskan bahwa saat itu ia benar-benar belum sempat bisa mengintip. "Buat temen-temen satu angkatan gue dulu, gue belum sempat ngintip. Belum sempet," tegas Ari.
Lebih lanjut, Ari kemudian menceritakan bahwa aksi jahilnya yang kepergok oleh guru olahraga tersebut akhirnya membuat ia dihukum untuk berlari mengelilingi lapangan sekolah. “Habis itu gue lari keliling lapangan tanpa baju,” tandas Ari lantas tertawa.
Tentu saja pemaparan tersebut semakin membuat Denny terbahak. Sedangkan Ari sendiri juga tak bisa menyembunyikan rasa malunya usai kembali mengenang kejahilannya tersebut.
(wk/lail)
