Penerapan wfh berimbas pada menurunnya mobilitas masyarakat di jalan raya. Tak pelak, jalanan pun menjadi sepi hingga berimbas pada kualitas udara yang kian meningkat.
- Zodiak Yanuarita
- Jumat, 17 April 2020 - 11:01 WIB
WowKeren - Pemerintah Indonesia telah meminta masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah sejak pandemi corona (COVID-19) menyebar di negeri ini. Kegiatan belajar maupun bekerja yang biasanya di lakukan di gedung dan perkantoran beralih ke rumah masing-masing.
Hal ini berimbas pada menurunnya mobilitas masyarakat di jalan raya. Tak pelak, jalanan pun menjadi sepi yang mana hal ini berimbas pada meningkatkan kualitas udara di wilayah tersebut.
Di Surabaya misalnya. Kualitas udara Kota Surabaya membaik seiring dengan penurunan emisi gas rumah kaca dari kegiatan transportasi.
Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya Agus Eko Supiadi. "Yang jelas udaranya semakin bagus," kata Agus di Surabaya, Jumat (17/4).
Menurunnya jumlah kendaraan di perkotaan membuat indeks standar pencemar udara juga menurun. Dilansir Suara Surabaya, Alat pengukur kualitas udara yang dipasang di kawasan perempatan Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya menunjukkan ISPU berada di angka 48. Angka ini menunjukkan jika kualitas udara dalam kategori baik.
Sebelum penerapan wfh, angka ISPU berada di sekitaran 57 atau level sedang. Namun sejak penerapan wfh, indeks ini turun.
Salah seorang warga menyebutkan jika udara di Surabaya juga terasa lebih sejuk apa lagi ketika turun hujan. "Udaranya dari pagi sampai sore lebih segar, bebas dari asap kendaraan. Apalagi kalau hujan, lebih sejuk lagi udaranya," kata Agus Supriyanto masih dilansir Suara Surabaya.
Sejumlah dampak baik penerapan kebijakan wfh juga dirasakan di daerah lain. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta mencatat penurunan berat (tonase) sampah yang cukup signifikan. Rata-rata, tonase sampah yang datang dari Jakarta menuju ke TPS Bantargebang turun sebesar 620 ton per hari jika dibandingkan dengan sebelum penerapan wfh.
"Kebijakan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah membuat sampah berkurang," tutur Kepala DLH DKI Jakarta Andono Warih, Rabu (8/4). "Terutama dari sumber komersial, seperti hotel, mal, restoran, perkantoran, dan tempat wisata."
(wk/zodi)