Bank Dunia Pesimis Ekonomi RI Bisa Pulih Usai Dihantam Corona Gara-Gara Ini
Nasional

Bank Dunia sempat memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia nol persen pada 2020. Namun prediksi ini diturunkan sampai minus karena Indonesia dianggap gagal mengendalikan COVID-19.

WowKeren - Bank Dunia sempat mensinyalkan Indonesia bisa menunjukkan kinerja ekonomi yang baik walau dihantam wabah COVID-19. Pasalnya Bank Dunia memprediksi perekonomian Indonesia setidaknya bisa tumbuh ke level positif nol persen pada 2020.

Namun kali ini Bank Dunia menilai Indonesia masih gagal mengendalikan pandemi COVID-19, salah satunya terbukti dengan tidak adanya karantina wilayah atau lockdown secara ketat. Kebijakan lunak yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia ini dapat berdampak pada semakin banyaknya sektor informal yang menderita.

"Indonesia menghadapi prospek pemulihan ekonomi yang tidak merata dan tidak stabil," ujar Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Matoo, Selasa (29/9). Hal ini disampaikan Bank Dunia dalam laporan terbarunya bertajuk "From Containment to Recovery".

Karena itulah, Bank Dunia "pesimis" dan menurunkan proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun ini. Yakni dari perkiraan awal positif nol persen jadi terkontraksi atau minus 1,6 sampai 2,0 persen.

Situasi serupa juga terjadi untuk tahun 2021. Bank Dunia memprediksi perekonomian Indonesia tumbuh ke level positif 3,0 sampai 4,4 persen, padahal sebelumnya diprediksi sampai 4,8 persen.


Pemulihan ekonomi, imbuh Bank Dunia, belum sepenuhnya merata pada 2021 mendatang. Hal ini tak lepas dari masih terpukulnya sejumlah sektor terutama terkait informal dan jasa.

"Pemulihannya akan berbentuk K?" ujar Matoo, dilansir pada Selasa (29/9). "Saya bahkan tidak bisa membayangkannya, dan pemulihan mungkin tidak seimbang. Sektor-sektor informal, jasa, terpukul paling keras serta kemiskinan di Indonesia."

Situasi ini bisa semakin buruk lantaran tak ada jaminan vaksin COVID-19 tersedia dalam waktu dekat. Karena itulah Matoo menyarankan pemerintah Indonesia untuk memperbaiki ekonomi sembari menunggu vaksin.

"Lebih mudah untuk menghidupkan kembali ekonomi (sembari) menunggu vaksin," pungkas Matoo. "Dan cobalah perbaiki kapasitas uji dan tracing."

Di sisi lain, pemerintah Indonesia sudah mensinyalkan kepastian terjadinya resesi di tengah pandemi COVID-19. Pasalnya pada Kuartal II 2020 kemarin Indonesia sudah mencatatkan pertumbuhan sampai level negatif, dan kemungkinan besar akan berlanjut di Kuartal III.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait