Wisatawan Diimbau Ketahui Zona Destinasi Sebelum Berlibur
Rawpixel
Nasional

Jika masyarakat tetap ingin berlibur di wilayah yang berstatus zona merah ataupun oranye maka risiko tertular COVID-19 jauh lebih tinggi meskipun hanya sekadar jalan-jalan.

WowKeren - Cuti bersama dalam rangka libur Maulid Nabi Muhammad yang jatuh pada pekan depan dikhawatirkan akan menyebabkan lonjakan kasus COVID-19. Pasalnya, saat long weekend, masyarakat pada umumnya akan berlibur untuk menghabiskan waktu.

Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia Dr Tri Yunis mengimbau agar masyarakat sebelum berlibur, memahami status zona destinasi wisata yang akan ditujunya. Calon wisatawan harus tahu apakah lokasi wisata yang akan dituju termasuk ke dalam wilayah yang berstatus zona hijau, kuning, oranye, atau bahkan merah. Hal ini diperlukan sebagai langkah antisipasi penularan COVID-19.

"Pertama, kita harus tahu pergi ke mana," kata Tri saat diskusi daring di Jakarta, Rabu (21/10). "Kalau kita pergi ke kabupaten atau kota zona hijau berarti aman."

Jika lokasi destinasi wisata yang akan dituju ternyata berstatus zona merah atau oranye maka bisa dihindari. Jika masyarakat tetap ingin berlibur di wilayah yang berstatus zona merah ataupun oranye maka risiko tertular COVID-19 jauh lebih tinggi.

Bahkan jika mereka hanya berjalan-jalan atau sekadar mengunjungi pusat perbelanjaan. Oleh sebab itu, sangat disarankan masyarakat hanya memilih lokasi wisata yang berada di zona kuning atau hijau.


"Bahkan ke zona oranye pun kita tetap berisiko terpapar," ujarnya. "Oleh sebab itu, sebaiknya ke zona kuning atau hijau."

Lebih jauh, ia mengingatkan agar wisatawan tetap menerapkan protokol pencegahan COVID-19. Mulai dari memakai masker, menjaga jarak, hingga rajin mencuci tangan dengan air mengalir.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mewanti-wanti agar long weekend tak lantas membuahkan lonjakan kasus COVID-19. Sejumlah tempat wisata pun sudah mengambil langkah antisipasi masing-masing.

Di kawasan puncak misalnya. Pemilik atau pengelola vila dilarang menyewakan vila mereka. Lalu di Malang, Pemkot mewaspadai lonjakan kasus mengingat kota ini biasa menjadi destinasi populer. Lalu kemudian di Bali, pemerintah setempat mengancam akan menutup tempat wisata jika terjadi pelanggaran protokol kesehatan

.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait