Tanggapi Kericuhan Vaksinasi COVID-19 Di Aceh, Satgas Tegaskan Untuk Lindungi Dan Hormati Nakes
pixabay.com/Ilustrasi
Nasional

Peristiwa kericuhan saat penyelenggaraan vaksinasi COVID-19 di Aceh beberapa waktu lalu mendapat tanggapan dari Satgas Penanganan COVID-19. Satgas sangat menyayangkan hal itu bisa terjadi.

WowKeren - Beberapa waktu lalu ada kejadian yang seharusnya tidak terjadi saat penyelenggaraan vaksinasi COVID-19. Puluhan warga Aceh dilaporkan merusak gerai vaksinasi COVID-19 di Pelabuhan dan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung Serangga, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan COVID-19 pun menyayangkan kericuhan saat diselenggarakannya vaksinasi COVID-19 tersebut. Kericuhan yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab itu menyebabkan rusaknya alat kesehatan (alkes) dan ratusan dosis vaksin, serta membahayakan keselamatan tenaga kesehatan (nakes) sebagai vaksinator.

Reisa pun akhirnya menegaskan bahwa para nakes dan tenaga medis lainnya yang bertugas sebagai menyehatkan masyarakat harus dilindungi dan dihormati. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang perang internasional seperti Konvensi Jenewa.


"Kemarahan massa yang tidak bertanggungjawab di Aceh, sangat berbahaya bagi keselamatan nakes sebagai vaksinator yang selalu berniat luhur dan tulus membantu masyarakat untuk dapat cepat divaksinasi agar terlindungi dari ancaman serius COVID-19," tutur Reisa dalam konferensi pers, Jumat (1/10). "Perlu kami ingatkan bahwa sumpah nakes yang sekarang menjadi vaksinator adalah netral dan mengutamakan kesehatan pasien."

Dalam kesempatan yang sama, Reisa juga menyinggung permasalahan yang menimpa nakes di Papua. Seperti yang diketahui, beberapa waktu lalu kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang sebuah fasilitas kesehatan yang menyebabkan salah seorang nakes hingga meninggal. Sementara yang lainnya mengalami luka-luka.

Reisa menekankan bahwa nakes memiliki peran yang sangat besar dalam mengendalikan laju pertumbuhan COVID-19 di Indonesia. Seperti yang terjadi belakangan ini, angka kasus COVID-19 terus menurun itu juga ada andil nakes di dalamnya.

Reisa lantas menyampaikan bahwa indikator penurunan kasus COVID-19 tampak dari tingkat keterisian ranjang rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) sudah turun hingga mencapai di bawah 10 persen. Adapun BOR pasien COVID-19 di bawah 10 persen itu dari jumlah 107.193 tempat tidur yang tersebar di 1.011 rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru