Kemenkes Klaim Mulai Dekati Sejumlah Produsen Farmasi Global, Termasuk Perusahaan Merck & Co.
Twitter/KemenkesRI
Nasional

Perusahaan AS Merck & Co. tengah memproduksi obat untuk pasien COVID-19. Hal ini lantas mengundang perhatian dari beberapa negara untuk bisa mendapatkannya, termasuk Indonesia.

WowKeren - Masing-masing negara di dunia yang dilanda pandemI COVID-19 saat ini tengah berlomba-lomba untuk bisa segera keluar dari wabah global itu. Adapun banyak cara yang telah ditempuh oleh masing-masing negara seperti vaksinasi COVID-19 dan memberikan obat bagi pasien COVID-19.

Indonesia sendiri juga mulai mendekati sejumlah produsen farmasi global yang tengah memproduksi obat untuk pasien COVID-19. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat ini menyebut bahwa Kemenkes telah mencoba menghubungi perusahaan farmasi Merck yang tengah memproduksi pil Molnupiravir.

Selain itu, Budi juga mengaku bahwa pihaknya bekerjasama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan rumah sakit vertikal untuk melakukan review obat-obatan baru seperti yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS), Eli Lilly hingga produsen obat Korea Selatan (Korsel), Celltrion Inc.

"Jadi obat-obatan tersebut sudah kita approach pabrikannya, dan kita sudah merencanakan untuk beberapa malah sudah mulai uji klinis," terang Budi dalam konferensi pers secara virtual, Senin (4/10).


Lebih lanjut, Budi menuturkan bahwa pihaknya saat ini aktif dalam mendekati produsen obat COVID-19 baik itu yang sifatnya antibodi monoklonal maupun obat-obatan antivirus. Ia lantas berharap dengan upaya pemerintah untuk persediaan obat COVID-19, kedepannya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dengan baik.

Dengan demikian, Budi juga berharap agr di akhir tahun 2021 ini, Kemenkes bisa mengetahui obat-obatan mana saja yang kira-kira cocok untuk kondisi masyarakat Indonesia. Jika sudah bisa mengetahui obat yang cocok, maka bisa dengan cepat mengatasi pasien COVID-19.

Sebagai informasi, perusahaan farmasi Merck sendiri sebelumnya dilaporkan tengah berupaya untuk mengajukan permohonan izin penggunaan darurat (EUA) Molnupiravir kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Apabila mendapat persetujuan, maka pil tersebut bakal menjadi obat oral alias obat yang dikonsumsi melalui mulut pertama kali untuk mengobati infeksi COVID-19.

Sebelumnya, Jepang juga akan berupaya untuk bisa mendapatkan pasokan obat hasil produksi Merck & Co. tersebut. Bahkan, Jepang menyebut bahwa pihaknya tengah bernegosiasi dengan perusahaan farmasi AS itu.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait