Ribuan Pekerja 'Kabur' Dari Kota Terbesar di Vietnam Saat Lockdown Dilonggarkan
Dunia

Eksodus massal ini terjadi kala Kota Ho Chi Minh dan provinsi industri terdekatnya berjuang untuk memastikan kecukupan pekerja demi membantu menghidupkan kembali ekonomi Vietnam.

WowKeren - Puluhan ribu orang yang sebagian besar adalah pekerja migran "kabur" meninggalkan Kota Ho Chi Minh kala kota metropolis terbesar di Vietnam tersebut melonggarkan lockdown COVID-19 yang sudah berjalan selama berbulan-bulan. Hal ini memicu kekhawatiran timbul kurangnya tenaga kerja dan lebih banyak gangguan pada manufaktur.

Eksodus massal ini terjadi kala Kota Ho Chi Minh dan provinsi industri terdekatnya berjuang untuk memastikan kecukupan pekerja untuk membantu menghidupkan kembali ekonomi Vietnam. Negara itu telah mencatat rekor rekor penurunan PDB pada kuartal ketiga karena pembatasan COVID-19.

Media pemerintah Vietnam melaporkan ada hampir 90 ribu orang yang telah meninggalkan Kota Ho Chi Minh sejak Jumat (1/10). Diketahui, kota tersebut mulai melonggarkan pembatasan sejak Kamis (30/9) malam.

Para pekerja langsung meninggalkan kota tersebut karena khawatir dapat terjebak pembatasan lagi jika ada gelombang infeksi COVID-19 yang baru. Seorang wanita berusia 32 tahun bernama Tran Thi Them adalah salah satu orang yang memutuskan untuk meninggalkan Kota Ho Chi Minh.

Them kehilangan pekerjaannya di sebuah pabrik garmen pada bulan Juli, kala kota tersebut mulai menerapkan pembatasan. Selama masa pembatasan, Them terkurung di kamar sewaan seluas 10 meter persegi. Bersama suami dan bayinya, Them akhirnya memutuskan untuk pulang ke desanya yang terletak di Provinsi Dong Thap di Delta Sungai Mekong usai pembatasan dilonggarkan.


"Kami meninggalkan rumah dan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, tetapi sekarang kami sudah lelah," ujar Them kala mengantre tes COVID-19 wajib sebagai syarat perjalanan. "Kami akan pulang untuk bertani dan memelihara ternak."

Di sisi lain, pejabat setempat mengimbau para pekerja untuk tidak meninggalkan Kota Ho Chi Minh. Le Hoa Binh selaku Wakil Ketua Komite Rakyat Kota Ho Chi Minh mengungkapkan bahwa mereka menghadapi kekurangan tenaga kerja.

"Tolong jangan pergi, dan tetap bekerja," ujarnya. "Kota ini menghadapi kekurangan tenaga kerja yang serius."

Kekurangan pekerja dapat menambah kesulitan untuk bisnis padat karya yang sudah berjuang di tengah penerapan lockdown. Seorang sub-kontraktor Coteccons Construction dari Kota Ho Chi Minh yang disembunyikan identitasnya bahkan mengaku pihaknya kini hanya memiliki 60 persen dari jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

"Kami menghadapi kekurangan tenaga kerja yang sangat besar," ungkapnya. "Kami hanya memiliki 60 persen tenaga kerja yang dibutuhkan untuk proyek kami, dan sulit untuk merekrut lebih banyak pekerja sekarang."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait