Pandemi Berdampak Pada Anak-Anak, UNICEF Desak Pemerintah Perhatikan Kesehatan Mental
pixabay.com
Dunia

UNICEF menilai akibat dari pandemi COVID-19 ini sangat mempengaruhi kondisi mental anak-anak dan remaja. Maka dari itu pihaknya mendesak agar pemerintah bisa memperhatikan kondisi mental anak-anak.

WowKeren - Dampak dari pandemi COVID-19 yang menghadang dunia ini tampaknya tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Badan Perlindungan Anak PBB atau UNICEF menyebutkan bahwa anak-anak perlu bantuk mengenai kesehatan mental, khususnya yang melanda anak-anak miskin dan rentan sangat sulit.

UNICEF bahkan menuturkan bahwa pemerintah harus menggelontorkan dana atau lebih banyak uang dan sumber daya untuk menjaga kesejahteraan mental anak-anak dan remaja. Desakan ini disampaikan UNICEF dalam sebuah laporan yang rilis pada Selasa (5/10).

Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan dalam sebuah studi "Staet od the World's Children" adalah pandangan paling komprehensif sejauh ini terhadap kesehatan mental anak-anak dan remaja secara global. Dengan adanya krisis pandemi COVID-19 ini memaksa penutupan sekolah yang "menjungkirbalikan" kehidupan anak-anak dan remaja sehingga memicu masalah kesehatan mental mereka ke permukaan.


Lebih lanjut, UNICEF menerangkan bahwa mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk sepenuhnya mengukur sejauh mana dampak pandemi pada kesehatan mental anak muda. Di sisi lain, Psikiater dengan cepat melihat tanda-tanda kesusahan dengan anak-anak dan remaja untuk mencari bantuan untuk pikiran bunuh diri, kecemasan, gangguan makanan dan kesulitan lainnya.

Hal itu merupakan dampak dari penguncian wilayah atau lockdown dan kegiatan sekolah yang berlaih menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring yang memisahkan mereka dengan teman-temannya, serta ruinitas. Tidak hanya itu, belum lagi juga kesedihan akibat ditinggalkan orang-orang terkasih seperti nenek dan kakek akibat terpapar COVID-19.

"Dengan penguncian nasional dan pembatasan pergerakan terkait pandemi, anak-anak telah menghabiskan tahun-tahun hidup mereka yang tidak terhapuskan jauh dari keluarga, teman, ruang kelas, bermain elemen kunci dari masa kanak-kanak itu sendiri," terang Henrietta Fore selaku Direktur Eksekutif UNICEF.

"Dampaknya signifikan dan itu hanya puncak gunung es, bahkan sebelum pandemi, terlalu banyak anak yang terbebani oleh masalah kesehatan mental yang belum terselesaikan," tandas Fore. "Terlalu sedikit investasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kritis ini."

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru