Hamid dan Zainab berasal dari dua keluarga dengan tingkat sosial yang berbeda. Hamid berasal dari keluarga miskin sementara Zainab hudip di keluarga kaya. Hamid mendapat dukungan dana sekolah dari ayah Zainab karena ibu Hamid bekerja di rumah keluarga Zainab. Pertemuan demi pertemuan membuat Hamid dan Zainab kemudian saling jatuh cinta.
Mereka memiliki pandangan yang sama bahwa tiap manusia bebas untuk mencintai dan dicintai. Mereka juga memiliki impian serupa yakni menunaikan ibadah haji ke Mekah.
Hamid melakukan segalanya demi Zainab untuk mewujudkan cinta mereka dan mewujudkan impian itu. Melewati berbagai halangan yang ingin memisahkan mereka, mencoba membuka satu persatu belenggu yang mengatasnamakan adat masa itu.
Bahkan ketika keinginannya untuk meminang Zainab pupus, keinginan untuk mewujudkan impiannya dan Zainab pergi ke Ka'bah tetap ia perjuangkan.
Hamid berjuang pergi ke Mekah demi Zainab. Sementara Zainab berjuang mempertahankan cintanya disini demi Hamid.
Sebuah cerita yang berlatar belakang Sumatera Barat tahun 1920-an tentang cinta abadi, dimana ketika segala sesuatu kelihatannya tak mungkin, cinta dengan caranya sendiri, menjadikannya mungkin.