Sebuah saksi tidak bersalah menyaksikan serangan terbaru seorang pembunuh berantai. Saat melarikan diri, dia jatuh dari jembatan dan tak sadarkan diri. Ketika terbangun di rumah sakit, ia tidak bisa mengenali keluarganya, bahkan wajahnya sendiri di cermin. Dia didiagnosis mengalami Prosopagnosia atau kebutaan wajah. Ini adalah kelainan neurologis yang nyata, seperti disleksia tetapi tentang wajah yang disebabkan oleh luka di lobus temporal, bagian otak yang memungkinkan kita dalam sekejap membandingkan wajah seseorang dengan semua wajah yang tersimpan dalam memori.
Ia tidak mampu mengenali wajah yang sama dua kali. Setiap kali ia melihat seseorang, itu seperti pertemuan pertama baginya. Menjadi saksi satu-satunya, ia diburu oleh sang pembunuh.
Kemana ia bisa lari? Siapa yang bisa ia percaya? Siapa yang ada di sisinya? Siapa yang berdiri di sampingnya?