Sang Martir

Rangga (Adipati Dolken), mahasiswa usia 20 tahun tinggal sejak kecil di panti asuhan milik Haji Rachman (Jamal Mirdad) dan istrinya Hajjah Rosna (Henidar Amroe) yang tidak punya keturunan. Suatu hari anak panti bernama Lili (Widy Vierra), 17 tahun, diperkosa oleh Jerink (Edo Borne) seorang preman setempat. Kepala premannya Rambo (Tio Pakusadewo), kakak Jerink. Rangga dan Jerink terlibat duel, hingga Jerink mati terbunuh dan Rangga dipenjara selama 3 tahun. Rangga satu sel dengan Pendeta Josep yang dijebloskan ke penjara karena kasus Ambon. Walau berbeda keyakinan, Rangga dan Pendeta Josep saling menghargai, bahkan Rangga menganggap Pendeta Josep seperti ayahnya.

Situasi panti setelah Rangga di penjara berubah tragis, Haji Rachman meninggal dan anak-anak panti dijadikan pengemis jalanan. Saat Rangga bebas, orang-orang suruhan Rambo siap menghabisinya tapi geng preman lain menyelamatkan Rangga. Geng itu anak buah Jerry (Ray Sahetapy), musuh bebuyutan Rambo. Jerry sangat kharismatik, penguasa wilayah mayoritas Kristen sekaligus donator terbesar gereja di wilayahnya. Rangga pun mulai bekerja sebagai kurir mainan yang sebenarnya kemasan narkoba.

Konflik geng Rambo dan Jerry semakin memanas karena perebutan wilayah, bahkan situasi jadi lebih parah saat Rambo mendapatkan order seorang oknum untuk mengalihkan perhatian publik atas kasus korupsinya, dengan perang antargeng dan isu bom gereja. Rambo membidik gereja di wilayah Jerry. Sebagai penguasa wilayah panti, Rambo memaksa Rangga untuk jadi martir, sebagai ganti keselamatan semua anak-anak panti asuhan. Dilema bagi Rangga: menyelamatkan anak-anak panti asuhan atau mengikuti perintah Rambo untuk membom gereja.