Dalam temaram malam yang sunyi, "Bias Asa" menggema dari suara merdu Paramitha Rusady. Lagu pilu ini mengisahkan tentang perjuangan batin yang mendalam, di mana harapan yang dulu menyala kini mulai meredup seperti rembulan di kejauhan. Dilema antara melanjutkan atau mengakhiri sebuah kisah cinta yang telah membeku menjadi sorotan utama lagu ini.
Bias Asa Lyrics
Paramitha Rusady
Kala terjaga dilelapnya malam
Coba renungkan redup sang rembulan
Satu harapan yang sempat tersisa
Kinipun terkadang terbenam
Haruskah kuakhiri
Segala yang tlah kujalani
Anganku dan cintaku
Telah terkubur dan membeku
Oh Tuhan takdirkah ini
Bilakah harus terjadi
Harapku semua ini kan berakhir
Dan berlalu
Indah mahligai
Yang pernah terbayang
Namun derai tangis
Tak dapat hindarkan
Langkahkan kaki
Walau terhimpit sesak
Mampukah diri ini berdiri
Haruskah kuakhiri
Segala yang tlah kujalani
Anganku dan cintaku
Telah terkubur dan membeku
Coba renungkan redup sang rembulan
Satu harapan yang sempat tersisa
Kinipun terkadang terbenam
Haruskah kuakhiri
Segala yang tlah kujalani
Anganku dan cintaku
Telah terkubur dan membeku
Oh Tuhan takdirkah ini
Bilakah harus terjadi
Harapku semua ini kan berakhir
Dan berlalu
Indah mahligai
Yang pernah terbayang
Namun derai tangis
Tak dapat hindarkan
Langkahkan kaki
Walau terhimpit sesak
Mampukah diri ini berdiri
Haruskah kuakhiri
Segala yang tlah kujalani
Anganku dan cintaku
Telah terkubur dan membeku