
Sejumlah perusahaan diduga membeli bahan dari perusahaan yang terlibat praktik memperkerjakan anak-anak.
- Tim WowKeren
- Rabu, 20 Januari 2016 - 15:27 WIB
WowKeren - Amnesty International merupakan salah satu lembaga pemerhati HAM yang ada di dunia. Organisasi ini seringkali merilis laporan tentang berbagai pelanggaran yang terjadi di institusi ataupun negara.
Baru-baru ini, dalam laporannya Amnesty International merilis laporan tentang sejumlah perusahaan teknologi dan otomotif yang terlibat praktik memperkerjakan anak-anak. Apple, Samsung dan Microsoft menjadi beberapa perusahaan yang disebut.
Meski begitu, perusahaan ini dikatakan tidak terlibat langsung. Praktik memperkerjakan anak-anak itu dilakukan oleh penyuplai bahan baku untuk produk-produk mereka.
Anak-anak tersebut diduga bekerja di pertambangan kobalt di Republik Demokratik Kongo. Anak-anak itu berusia rata-rata tujuh tahun dan diberi upah USD 2 atau sekitar Rp 27800 per hari.
Organisasi tersebut saat ini tengah menyelidiki Congo Dongfang Mining (CDM) dan Huayou Cobalt, yang merupakan anak usaha dari perusahaan di Tiongkok dan Korea. Perusahaan itu disebut-sebut membeli kobalt dari daerah yang rawan pekerja anak.
Amnesty International menyebutkan ada sekitar 16 perusahaan multinasional yang terdaftar membeli bahan dari Huayou Cobalt. Saat dihubungi oleh organisasi tersebut banyak perusahaan yang memberikan jawaban berbeda-beda dan membantah tuduhan tersebut.
(wk/)