Waspadai Fenomena Hujan Es yang Mengandung Polutan dari Atmosfer, Tak Boleh Diminum?
Pixabay/PublicDomainPictures
Nasional

Hujan es nyatanya menjadi salah satu fenomena alam yang patut diwaspadai bila terjadi. Pakar dari ITS pun menjelaskan soal kandungan dan bahaya dari fenomena hujan es.

WowKeren - Beberapa waktu lalu, sejumlah wilayah di Jawa Timur dilaporkan mengalami fenomena hujan es. Surabaya jadi salah satu wilayah yang dihebohkan dengan fenomena tersebut, bersamaan dengan hujan deras dan angin kencang, pada Senin sore (21/2) lalu.

Faktanya, selain menyebabkan kerusakan fisik di sejumlah fasilitas umum dan pribadi, hujan es disertai angin kencang nyatanya juga memberi dampak bagi tercemarnya kualitas udara ambien.

Meski begitu, Kepala Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr Arie Dipareza Syafei ST MEPM mengimbau masyarakat untuk tidak panik menghadapi fenomena hujan es. Ia menegaskan, hujan es sebenarnya memiliki kandungan yang tidak jauh berbeda dengan hujan biasa.

"Hanya berbeda bentuk, yang satu air, yang satu padat," beber Dr Arie Rabu (23/2) melansir Tribun Jatim.

Meski begitu, Arie membenarkan bahwa hujan es membawa polutan dari atmosfer, bukan sekadar membawa partikel debu yang berukuran kecil. Selain itu, Arie mengungkap bahwa hujan es juga mengandung gas-gas emisi seperti nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon monoksida. Arie menerangkap, hujan memang membawa polutan karena zat-zat emisi dari bumi akan bertumbukan dan menempel dengan droplet air yang ada di atmosfer.


"Dalam kasus hujan es, campuran air tersebut mengalami kristalisasi akibat pergerakan udara yang mempengaruhi suhu,” jelasnya.

Mengingat hujan es biasanya disertai angin kencang, Arie justru menyebut perlu mewaspadai sebaran polutan yang meluas. Ia mengungkap bahwa turbulensi angin akan mempercepat proses pengenceran polutan. Artinya, gugus-gugus emisi yang ada dalam hujan es akan terdispersi secara lebih cepat dan luas.

Peraih gelar doktoral di Universitas Hiroshima, Jepang ini menambahkan, ketika angin bergerak lurus secara horizontal, polutan yang ada di dalam hujan es berpotensi terbawa ke wilayah lain yang ada di dekatnya.

“Seperti kemarin, fenomena hujan es tidak hanya terjadi di Surabaya, tapi dikabarkan juga terjadi di Madiun, Nganjuk, hingga Kediri,” ungkapnya.

Arie berharap, pengalaman menyaksikan hujan es membuat masyarakat lebih berhati-hati dan teredukasi. Arie mengingatkan masyarakat agar tak sembarangan mengkonsumsi hujan es tersebut.
Pasalnya, bongkahan-bongkahan es tersebut terkandung senyawa polutan yang tidak ramah bagi lingkungan dan kesehatan. “Jangan mentang-mentang hujan es, dipakai untuk minum es teh," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru