Klitih Trending, Polisi Ungkap Anak Anggota DPRD yang Tewas Disabet Gir di Yogya Korban Tawuran
Nasional

Pihak kepolisian meminta agar istilah klitih tidak digunakan lagi untuk merujuk pada aksi kejahatan jalanan. Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan bahwa kata klitih dalam bahasa Jawa sebenarnya memiliki makna positif.

WowKeren - Klitih belakangan ramai diperbincangkan usai seorang pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta dilaporkan tewas disabet gir pada Minggu (3/4) dini hari. Kata kunci "Klitih" bahkan sempa masuk dalam jajaran trending topic Twitter Indonesia.

Klitih Trending

Twitter

Meski demikian, pihak kepolisian meminta agar istilah klitih tidak digunakan lagi untuk merujuk pada aksi kejahatan jalanan. Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan bahwa kata klitih dalam bahasa Jawa sebenarnya memiliki makna positif.

"Kata klitih ini mohon tidak digunakan lagi (untuk kejahatan jalanan), karena sudah salah kaprah definisi klitih yang sesungguhnya kita harus menghormati kearifan lokal artinya jalan-jalan sore mencari angin ngobrol-ngobrol itu budaya yang baik," jelas Ade di Polresta Yogyakarta, Selasa (5/4). "Tapi kalau kita gunakan kata ini untuk kejahatan jalanan dan tawuran dan lain-lain, itu berkonotasi negatif."

Ade memaparkan bahwa hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan pada tiga bulan terakhir menunjukkan bahwa korban kejahatan jalanan ini tidak acak atau random. Menurut Ade, selalu ada gesekan antara dua kelompok sebelum peristiwa kejahatan jelanan terjadi. Contohnya adalah saling ejek.

"Akhirnya terjadi tawuran atau perkelahian atau yang diatur KUHP itu penganiayaan. Bisa jadi para pihak yang membawa sajam bisa menjadi pelaku dan pihak lainnya menjadi korban," papar Ade.

Terkait kasus tewasnya pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Ade mengungkapkan bahwa remaja 17 tahun bernama Daffa Adzin Albasith tersebut merupakan korban tawuran. Ade menjelaskan bahwa kelompok korban yang terdiri dari delapan orang awalnya mengendarai lima motor dan mengetes mesin di jalur cepat Ring Road Selatan.


Motor-motor milik kelompok korban disebut melaju dengan kecepatan tinggi dan suara keras. Ketika di jalur lambat, kelompok korban bertemu dengan kelompok pelaku yang terdiri dari lima orang dalam dua motor.

"Karena merasa terganggu bising kelompok korban, kelompok pelaku juga ikut membalas. Membleyer membalas," papar Ade.

Kelompok korban kemudian melanjutkan perjalanan ke arah Jalan Gedongkuning dan berhenti di warung makan warmindo. Saat kelompok korban berada di warung tersebut, kelompok pelaku melintas sembari membleyer dan mengumpat dengan kata kasar.

"Kelompok pelaku lewat dengan membleyer dan mengatakan as* baj*ngan. Nah hal ini memicu kelompok korban berupaya mengejar, dengan kecepatan tinggi pelaku melaju ke arah utara. Kemudian empat motor kelompok korban itu mengejar," terangnya.

Saat dikejar, kelompok pelaku justru berhenti dan berbalik arah seakan telah menunggu kedatangan kelompok korban. Menurut keterangan saksi, pelaku tampak membawa alat seperti gir yang telah diikat dengan kain.

Daffa yang kala itu membonceng kemudian terkena ayunan gir tersebut hingga motornya terjatuh. Dari keterangan sejauh ini, kelompok korban belum diketahui turut membawa senjata atau tidak.

"Pembonceng saudara D terkena ayunan gir. Akhirnya motor korban belok arah timur dan terjatuh di situ," jelasnya. "Tidak selang beberapa lama petugas patroli Sabhara Polda DIY menemukan korban dan langsung melakukan pertolongan korban dan membawa ke Rumah Sakit Hardjolukito."

Meski sempat mendapat perawatan, Daffa dilaporkan meninggal dunia pada pukul 09.30 WIB. Mendiang diketahui merupakan anak anggota DPRD Kebumen, Makhdan Anis.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait