Pengusaha Sawit Senang Bisa Ekspor CPO Lagi, Harga Minyak Goreng Semakin Murah?
Nasional

Presiden Jokowi mencabut larangan ekspor CPO dan turunnya, dan kembali membuka kegiatan tersebut pada Senin (23/5) pekan depan. Lantas bagaimana dengan harga minyak goreng di Indonesia?

WowKeren - Presiden Joko Widodo telah resmi mencabut aturan larangan ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng. Adapun kegiatan ekspor crude palm oil (CPO) akan kembali dibuka mulai Senin (23/5) pekan depan.

Keputusan Jokowi untuk kembali membuka ekspor CPO itu pun disambut dengan senang oleh para pengusaha sawit. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengapresiasinya. Hal ini bahkan dinilai akan menjamin keberlanjutan industri minyak sawit nasional.

"Semoga perdangangan minyak sawit dan turunannya bergairah kembali, baik domestik maupun ekspor," ujar Ketua Umum Gapki Joko Supriyono dalam keterangannya, Jumat (20/5).

Selain itu, keputusan Jokowi untuk membuka kembali ekspor CPO dan turunannya itu juga diapresiasi oleh para mitra dagang di Eropa, India, hingga Pakistan. Joko menuturkan bahwa Gapki akan terus mendukung kebijakan dan program pemerintah Indonesia dalam menyediakan minyak goreng curah yang terjangkau bagi masyarakat.

Namun hal berbeda disampaikan oleh Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) yang merasa kecewa larangan ekspor CPO dibuka, di saat harganya belum stabil. Sebagaimana diketahui, Presiden mengharapkan agar harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng bisa terpenuhi di pasar tradisional dan barang melimpah.


Akan tetapi, pada faktanya stok minyak goreng di pasar tradisional belum cukup. "Kami kecewa terhadap Menko Perekonomian, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan karena tidak mampu melakukan realisasi perintah dari Bapak Presiden RI," ujar Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan dalam keterangannya, Jumat (20/5).

Di sisi lain, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim bahwa kebijakan larangan ekspor minyak goreng telah sukses membuat pasokan dalam negeri melimpah. Tidak hanya itu, menurutnya harga minyak goreng curah saat ini sudah semakin murah.

Airlangga menerangkan kebutuhan minyak goreng dalam negeri mencapai 194.634 ton per bulan. Sementara per Maret 2022, atau ketika larangan ekspor CPO dan turunannya belum ditetapkan, pasokan minyak goreng curah di Indonesia hanya 64.625,52 ton atau 33,2 persen dari kebutuhan per bulannya.

Namun setelah dilakukan kebijakan larangan ekspor CPO dan turunannya, menurut Airlangga pasokan minyak goreng curah pada bulan April meningkat menjadi 211.638,65 ton per bulan atau 108,74 persen dari kebutuhan. Dengan begitu, menandakan pasokannya telah melebihi kebutuhan bulanan nasional.

Melimpahnya pasokan minyak goreng curah tersebut, kata Airlangga, membuat harganya menjadi semakin murah. "Di sisi stabilitas di harga, berdasarkan pantauan harga minyak goreng curah sebelum larangan ekspor mencapai Rp19.800 per liter, namun sesudah larangan ekspor ini, turun menjadi kisaran Rp17.200 sampai Rp17.600 per liter," ungkap Airlangga.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait