Kondisi wabah PMK di Indonesia saat ini masih menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat, terlebih akan menggelar perayaan Idul Adha 2022. Masing-masing pihak pun memastikan kualitas hewan kurban.
- Tiara Yola Ade Ramadhanti
- Jumat, 24 Juni 2022 - 12:30 WIB
WowKeren - Tidak lama lagi, umat Islam di Indonesia akan merayakan Hari Raya Idul Adha 2022. Namun sebagaimana diketahui, momen Idul Adha pada kali ini diselimuti oleh wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Maka dari itu, dalam momen menyambut Idul Adha 2022, Human Initiative bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) untuk memastikan kesehatan hewan kurban. Di samping itu, kerja sama ini disebut memperkuat penjagaan kualitas hewan yang berada di kandang-kandang mitra Human Initiative, termasuk kondisi kesehatan hewan kurban di tengah wabah PMK saat ini.
Adapun melalui program "Sebar Qurban", Human Initiative bekerja sama dengan mitra kandang hewan kurban yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan begitu, nantinya akan ada pendampingan serta pengecekan kesehatan hewan di kandang tersebut.
Andjar Radite selaku Vice President Operation of Human Initiative mengatakan bahwa kerja sama dengan PDHI itu merupakan upaya untuk menjaga kualitas hewan ternak, khususnya di momen kurban tahun 2022 ini. Dari kerja sama tersebut juga diharapkan agar bisa meminimalisir wabah PMK.
"Harapannya dapat meminimalisir wabah PMK yang saat ini sedang menjangkit di sekian banyak ternak di Indonesia, oleh karena itu, kami sangat antusias dalam melakukan kerja sama ini, sehingga kita juga sama-sama bisa menjaga serta memutus mata rantai penyebaran PMK di Indonesia," beber Andjar.
Ketua Umum (Ketum) PDHI Dr. drh Muhammad Munawaroh, M.M pun menyampaikan dukungannya atas kerja sama tersebut. Ia lantas menilai bahwa salah satu fungsi dari PDHI sendiri adalah menentukan kesehatan hewan, termasuk hewan kurban.
Maka dari itu, kata Munawaroh, keinginan Human Initiative untuk menggandeng PDHI dalam memastikan kesehatan hewan kurban merupakan langkah yang tepat. "Untuk dapat membantu memastikan bahwa hewan tersebut memenuhi kualitas untuk kurban bahkan sampai tahap layak untuk dikonsumsi," tutur Munawaroh dalam siaran pers, Jumat (24/6).
(wk/tiar)
