WowKeren - "Queen Woo" hingga kini masih menuai perhatian karena baru dirilis pada 29 Agustus. Namun, drama ini menuai kecaman karena kontennya yang terlalu vulgar di mana beberapa aktor utama menjalani adegan seksual.

"Queen Woo" menceritakan kisah mendebarkan tentang ratu yang harus menikahi salah satu pangeran yang haus kekuasaan untuk memastikan kelangsungan hidupnya setelah kematian mendadak sang raja. Biaya produksi drama ini menuai sorotan.

Menurut informasi, "Queen Woo" menghabiskan anggaran produksi sekitar 30 miliar won (Rp348 miliar). Biaya fantastis itu terlihat jelas di setiap episode, yang terasa seperti film yang dibuat dengan sangat cermat.

Kostum yang memukau dan desain set yang mengesankan menarik perhatian penonton, dan adegan pertempuran menunjukkan investasi besar dalam produksi. Penyutradaraannya juga terbaik, menyatukan semua elemen ini dengan mulus.

"Queen Woo" mengambil pendekatan yang berani dengan narasinya yang segar dan cepat, dengan fokus pada tokoh sejarah yang kurang dikenal, Ratu Woo, dan topik kontroversial tentang pernikahan levirat. Bahkan peran-peran kecil diisi oleh aktor-aktor terkenal, yang menambah daya tarik bintang dalam serial ini.

Mengingat besarnya biaya produksi ini, kontroversi atas adegan-adegan eksplisit yang tidak perlu sangat disayangkan. Meskipun serial ini diberi rating untuk penonton dewasa, sulit untuk mengabaikan bagaimana konten eksplisit tersebut menutupi nilai dari serial ini.

Sebelumnya, Yoo Mi pernah menyinggung adegan vulgarnya di "Queen Woo" dengan berkata, "Ini adalah pertama kalinya aku menghadapi tantangan seperti itu, jadi saya merasa sedikit tertekan. Namun, aku percaya adegan-adegan ini penting untuk cerita karena membantu menjaga ketegangan dan mendorong alur cerita ke depan."

Yoo Mi lanjut berkata, "Kupikir itu adalah cara yang ampuh untuk menggambarkan karakter Woo Soon. Begitu memutuskan untuk melakukannya, aku mengerahkan banyak upaya untuk adegan-adegan ini, bekerja sama erat dengan tim produksi untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik.