Menurut laporan yang dirilis Channel A News, manajer NewJeans 'A' menuduh CEO baru ADOR, Kim Joo Young melakukan perundungan di tempat kerja dengan cara menjebaknya.
- Farida Amalia Dwi Yanti
- Rabu, 11 Desember 2024 - 09:07 WIB
WowKeren - Perselisihan antara NewJeans melawan ADOR/HYBE semakin memanas usai Hanni dkk menuntut untuk putus kontrak dengan agensi mereka. Kini, manajer Minji dkk curhat bahwa dirinya dijebak oleh pihak ADOR dan mengarah pada pembullyan.
Menurut laporan Channel A News, manajer NewJeans "A" menuduh CEO baru ADOR, Kim Joo Young melakukan perundungan di tempat kerja dengan cara menjebaknya. "Mereka memancingku agar berpikir bahwa kami sedang melakukan negosiasi bisnis, lalu tiba-tiba memberiku surat perintah siaga dan menuntut agar aku segera mengembalikan laptopku dari rumah," ungkap manajer "A".
Manajer "A" juga membongkar, "Meskipun telah meminta untuk meninggalkan pekerjaan, mereka secara ilegal mengurungku selama sekitar 3 jam hingga laptop tersebut dikembalikan. (Pelanggaran Pasal 7 Undang-Undang Standar Ketenagakerjaan, perundungan di tempat kerja)."
Menurut manajer "A", pihak ADOR memaksanya menyerahkan ponsel pribadinya tanpa dasar hukum apa pun. Sang manajer mengakui sudah mencadangkan semua data terkait pekerjaan secara daring ke drive perusahaan dan hanya data pribadi yang tersisa di laptopnya.
"Meskipun aku sudah memformat laptopku, mereka memulai penyelidikan, dengan mengatakan bahwa mereka akan menggunakan ini sebagai dasar untuk tindakan disipliner karena aku sudah memformatnya (perundungan di tempat kerja)," sambung sang manajer.
Tak butuh waktu lama, ADOR segera menanggapi tuduhan menjebak manajer NewJeans tersebut. Namun, agensi itu balik menuding sang manajer telah melakukan pelanggaran kebijakan yang serius. ADOR lantas mengancam akan mengambil tindakan hukum.
Menurut pernyataan terbaru dari ADOR, masakah ini bermula ketika manajer "A" menghubungi pengiklan secara langsung tanpa melalui jalur perusahaan. Manajer Haerin dkk diduga mendorong kesepakatan langsung antara artis dan merek tersebut, dengan mengecualikan agensi dari proses itu.
ADOR dalam pernyataannya mengungkap, "Sebagai anggota ADOR, manajer berkewajiban untuk memastikan bahwa kontrak eksklusif antara agensi dan artis terpenuhi dengan baik. Menurut kontrak eksklusif, artis diharuskan untuk melakukan aktivitas hiburan mereka hanya melalui ADOR."
Penyelidikan telah diluncurkan oleh pihak ADOR, dan manajer diberi beberapa kesempatan untuk menjelaskan tindakan mereka. Namun, manajer itu memberikan informasi palsu dan menolak untuk bekerja sama. Hal ini menyebabkan manajer itu ditempatkan dalam keadaan siaga.
"Manajer gagal bekerja sama dengan penyelidikan, membuat pernyataan palsu yang bertentangan dengan bukti yang jelas, tidak ada penahanan yang melanggar hukum atau tindakan pemaksaan selama proses ini. Kami berulang kali meminta pertemuan dengan manajer untuk memberi kesempatan menjelaskan tindakan mereka, tetapi manajer menolak semua permintaan," tegas ADOR.
(wk/amal)