"Opera Tukang Becak" adalah lagu yang dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade. Lagu ini bercerita tentang perjuangan seorang tukang becak yang hidup dalam kemiskinan dan keterbatasan. Lirik lagu menggambarkan kondisi menyedihkan dari tukang becak yang harus bekerja keras demi menyambung hidup, namun seringkali menghadapi kesulitan dan tidak mendapatkan hasil yang memadai. Lagu ini juga menyoroti kerinduan tukang becak akan kampung halamannya dan keinginan untuk bisa kembali ke kehidupan yang lebih baik.
Opera Tukang Becak Lyrics
Ebiet G. Ade
Ia melangkah terhuyung
menyeret tubuh yang kurus
Mencari sudut terlindung teduh dari terik mentari
Menatap jalan lengang di depan yang tak ada harapan
Kakinya mengayuh angin,
naluri kebiasaan
terlalu bodoh untuk mengerti segala macam aturan
Yang dia tahu dan dirasakan hilang pencaharian
Tertidurlah dan bermimpi
mengayuh beca ke teluk Jakarta
Berhentilah sampai di sana,
peluit berdesing di telinga
ho ho ho ho
La la la la la la la ia pun melompat
La la la la la la la ia pun menyingkir
La la la la la la la ia bersembunyi
Ia teringat sesuatu,
sepetak sawah di kampung
Memberi nafas dan ketenteraman, kenapa ditinggalkan
Ia tersadar dan ingin pulang, malu pun ditepiskan
Sanak famili menyambut
tangan terbuka, si anak hilang
berkubang bersama di sawah
Terasa maknanya dilahirkan
ho ho ho ho
La la la la la la la ia pun tersenyum
La la la la la la la ia pun bernyanyi
La la la la la la la digenggam hari ini
La la la la la la la ho ho ho ho ho ho
La la la la la la la ho ho ho ho ho ho
menyeret tubuh yang kurus
Mencari sudut terlindung teduh dari terik mentari
Menatap jalan lengang di depan yang tak ada harapan
Kakinya mengayuh angin,
naluri kebiasaan
terlalu bodoh untuk mengerti segala macam aturan
Yang dia tahu dan dirasakan hilang pencaharian
Tertidurlah dan bermimpi
mengayuh beca ke teluk Jakarta
Berhentilah sampai di sana,
peluit berdesing di telinga
ho ho ho ho
La la la la la la la ia pun melompat
La la la la la la la ia pun menyingkir
La la la la la la la ia bersembunyi
Ia teringat sesuatu,
sepetak sawah di kampung
Memberi nafas dan ketenteraman, kenapa ditinggalkan
Ia tersadar dan ingin pulang, malu pun ditepiskan
Sanak famili menyambut
tangan terbuka, si anak hilang
berkubang bersama di sawah
Terasa maknanya dilahirkan
ho ho ho ho
La la la la la la la ia pun tersenyum
La la la la la la la ia pun bernyanyi
La la la la la la la digenggam hari ini
La la la la la la la ho ho ho ho ho ho
La la la la la la la ho ho ho ho ho ho