Unggahan Misterius Anak Sulung Dita Oepriato Sebelum Ledakan Bom Gereja Surabaya Bawa Pesan Khusus?
Puji
Nasional

Sebelum aksi bom bunuh diri, anak sulung Dita sempat mengunggah sebuah foto tak wajar di Instagram.

WowKeren - Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di tiga gereja Surabaya pada Minggu (13/5) sempat menggerkan masyarakat Indonesia. Pasalnya, kejadian bom bunuh diri itu tidak seperti biasanya.

Jika sang pelaku adalah lelaki dewasa, berbeda pada bom gereja surabaya itu yang melibatkan satu keluarga. Pelakunya adalah Dita Oepriartio (suami/46), Puji Kuswati (istri/42), dan keempat anak mereka yakni Yusuf Fadhil (18), Firman Halim (16), Fadhila Sari (12) dan Famela Rizqita (9).

Baru-baru ini, polisi telah mengungkapkan pesan misterius yang sempat ditulis oleh putra sulung Dita, yakni Yusuf Fadhil. Putra sulung Dita sempat menulis pesan yang tersirat melalui unggahan foto terakhir di akun Instagram miliknya, @enaeriabees, pada tanggal 3 Februari 2018.

"Sangat banyak. .. . Tidak ingin meninggalkan itu," tulis Yusuf. Dalam foto unggahan itu, terlihat pemandangan gedung bangunan sekolah Yusuf yang nampak rimbun dengan pepohonan.

So much. .. . won't leave it.


A post shared by nothing (@enaeriabees) on

Dilansir TribunnewsBogor.com pada Senin (28/5),ada pesan misterius dari anak sulung Dita. Menurut penuturan guru sekolah Yusuf, Suwardi menjelaskan jika anak sulung Dita itu masih kelas 11 dan tidak ada rencana pindah sekolah. Ditanyai perihal unggahan foto di akun Instagram Yusuf, Suwardi mengaku jika itu foto sekolahan tempat ia mengajar.

"Itu foto sekolah di sini," kata Suwardi. Merasa ada yang janggal, Aiman pun menemui Kepala Bagian Psikolog Polda Jawa Timur, AKBP Said Rivai.

Sedangkan menurut Said Rivai, unggahan foto di akun Instagram milik Yusuf itu bisa diartikan sebagai pesan misterius. Said Rivai menjelaskan jika kondisi anak sulung Dita saat itu sedang mengalami tekanan.

"Di sini terlihat, seseorang yang mengalami peristiwa seperti ini (anak sulung Dita), maksudnya merasa akan diajak melakukan sesuatu dan tak bisa mengungkapkan itu biasanya mengirimkan pesan tersamarkan," jelas Said Rivai. "Dia (anak sulung Dita) ini mengalami tekanan, karena dia harus merahasiakan hal itu (rencana pengeboman), biasanya kalau orang diminta menjaga rahasia, tekanan (yang dirasakan) semakin besar."

Lokasi gereja yang menjadi sasaran bom bunuh diri oleh Dita dan keluarganya adalah Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna. Sebelumnya, jenazah terduga teroris bom Surabaya yang sempat terlunta-lunta, akhirnya telah dimakamkan.

(wk/inta)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru