Paku Alam X Mantu Gelar Royal Wedding 'Dhaup Ageng', Ini Sosok Kedua Mempelai
Instagram/kadipatenpakualaman
Nasional

Putra sulung Paku Alam X, Kusumo Bimantoro, melangsungkan pernikahannya dengan Maya Lakshita Noorya pada 5 Januari 2019.

WowKeren - Putra sulung Raja Keraton Pakualam Yogya, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Paku Alam X, Bendara Pangeran Harya (BPH) Kusumo Bimantoro, melangsungkan pernikahannya dengan Maya Lakshita Noorya pada hari ini (5/1). Pernikahan kerajaan bertajuk "Dhaup Ageng" tersebut rencananya akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

Bimantoro lahir dan dibesarkan di lingkungan Pura Pakualaman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia dikenal sebagai sosok yang pendiam.

Tumbuh di lingkungan Pura Pakualaman, Bimantoro bersekolah di TK dan SD Puro. Memasuki jenjang SMP dan SMA, Bimantoro lanjut ke sekolah Negeri tempatnya bertemu dengan sang calon istri.

Bimantoro dan Maya diketahui sama-sama bersekolah di SMP Negeri 5 dan lanjut ke SMA Negeri 5 Kota Yogyakarta. Maya sendiri merupakan adik kelas Bimantoro.

View this post on Instagram

Profil Calon Mempelai Pria dan Calon Mempelai Wanita: "B.P.H. Kusumo Bimantoro ❤️ dr. Maya Lakshita Noorya" #dhaupagengpurapakualaman #dhaupageng2019 #dhaupagengputradalempax #dhaupageng


A post shared by Kadipaten Pakualaman Ngayugya (@kadipatenpakualaman) on

Selama bersekolah, Bimantoro sangat menyukai pelajaran Matematika dan Fisika. Ia bahkan pernah menjuarai Olimpiade Fisika kala duduk di bangku SMP. "BPH Bimantoro memiliki hobi menggambar dan memecahkan ilmu Fisika," terang Tirtonegoro, panitia upacara pernikahan.

Bimantoro memiliki visi untuk mengembalikan marwah kota Yogyakarta sebagai kota budaya, terutama dari segi arsitekturnya. Untuk itu, ia menempuh pendidikan di Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Sementara itu, Maya menempuh pendidikan tinggi di Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan llmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Menantu Paku Alam X ini memiliki visi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan dan kebiasaan hidup sehat.

Tirtonegoro juga menjelaskan bahwa pernikahan "Dhaup Ageng" ini memiliki misi untuk mengembalikan ruh asli budaya mantu di Yogyakarta. Berbagai prosesi tradisional akan diselengarakan dalam pernikahan tersebut.

"Yang berbeda kali ini saat prosesi panggih (pertemuan)," jelas Tirtonegoro. "Karena dilaksanakan di Sewoko Projo yaitu tempat jumenengan (bertahta) Raja Paku Alam X."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait