Kota Tua Surabaya Dicat Warna-Warni Sebagai Upaya Revitalisasi, Pemkot Malah Diprotes
Twitter/sparklingSBY
Nasional

Pemerintah Kota Surabaya berupaya untuk melakukan revitalisasi di kawasan kota tua dengan mengecat bangunan yang ada di Jl. Panggung.

WowKeren - Pemerintah Kota Surabaya berupaya untuk melakukan revitalisasi di kawasan kota tua. Salah satunya adalah pengecatan warna-warni yang dilakukan di Jl. Panggung.

Namun, upaya revitalisasi tersebut malah menuai beragam komentar dari masyarakat. Beberapa bahkan ada yang melakukan aksi di kawasan Jl. Karet yang tidak jauh dari Jl. Panggung untuk menentang upaya tersebut.

Salah satu warga yang merespon negatif upaya revitalisasi ini adalah seorang pelukis bernama Yoes Wibowo. Menurut Yoes, usaha revitalisasi dengan pengecatan memang tidak salah. Namun ia berharap Pemkot dapat melakukannya dengan lebih serius.

"Di Penang Malaysia, atau Haji Lane Street di Singapura. Itu juga kawasan tua. Kemudian direvitalisasi, dilakukan pengecatan," tutur Yoes pada 14 Januari 2019. "Tapi tidak asal-asalan, serius, warna-warna yang muncul sangat serasi, jadi daya tarik turisme. Tidak seperti di Jl. Panggung kan?"

Revitalisasi kota tua yang memiliki banyak nilai sejarah tentu membutuhkan sebuah konsep. Hal ini disampaikan oleh dosen sekaligus seniman, Agus Soekamto.


"Karena karakter setiap kawasan kota itu berbeda dan tidak sama persis. Lingkungannya, penghuninya, karenanya revitalisasi itu butuh konsep," jelas Agus. "Pastikan dengan riset terlebih dahulu sebelum di cat warna pelangi. Karena setiap kawasan pasti memiliki sejarah lokal."

Menanggapi banyak protes warganya, Pemkot Surabaya pun buka suara. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko), Ery Cahyadi, membantah jika pengecatan warna-warni bangunan tua tersebut diinisiasi oleh pemkot. Ery mengaku bahwa upaya itu dilakukan atas permintaan para pemilik bangunan.

"Di Jalan Panggung itu kita sudah kasih (pilihan) warna-warna ke masyarakatnya. Tapi yang mengecat itu sebagian besar kan masyarakatnya sendiri," ujar Ery, Senin (14/1). "Dan kita tidak bisa merubah langsung. Wong itu rumah-rumahnya mereka."

Rencana pengecatan bangunan-bangunan lawas tersebut sebelumnya juga sudah disampaikan kepada tim cagar budaya dan para pegiat sejarah. Menurut Ery, Pemkot telah melaksanakan apa yang menjadi kesepakatan bersama.

"Di pertemuan itu sudah saya sampaikan rencana kita seperti itu. Waktu itu ada juga Pak Nanang (tim cagar budaya) dan Pak Kuncar (pegiat sejarah)," jelas Ery. "Di forum rapat sudah saya sampaikan pendekatannya harus berbeda. Kan tidak harus saat ini harus berubah seperti itu. Tapi bagaimana masyarakat itu bisa menerima kita. Oh ternyata benar ada kota wisata. Kan pasti mereka butuh pembuktian dulu."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait