Kubu Jokowi dan Prabowo Siapkan Amunisi Tempur, Seberapa Pentingkah Debat Capres?
Instagram
Nasional

Debat Capres dapat digunakan sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan menggali kualitas masing-masing kandidat.

WowKeren - Berbagai persiapan telah dilakukan oleh Paslon Capres-Cawapres untuk menyambut Debat Pilpres yang akan digelar beberapa jam lagi. Baik kubu Joko Widodo alias Jokowi-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan berupaya meraih simpati publik lewat acara yang akan digelar kamis (17/1) malam itu. Tak hanya simulasi debat, para kandidat debat juga berkoordinasi dengan masing-masing Timses serta meminta saran dari para politikus senior.

Pembina Klub English Debate Society Universitas Indonesia, Anna Amalyah Agus, mengatakan bahwa debat Capres ini sangat penting. Sebab, acara ini bisa mengubah persepsi publik terhadap masing-masing Paslon. Melalui debat, publik dapat mengetahui secraa langsung sejauh mana kemampuan kontestan.

"Debat menjadi penting," kata Anna dilansir Liputan6.com pada Kamis (16/1). "Mengingat saat ini publik sudah mengalami "framing" dari media massa/media sosial (baik petahana maupun penantang) yang belum menggali kontestan secara menyeluruh."

Selain itu, permasalahan yang berkembang seiring berjalannya debat akan membuat publik bisa menggali dan menilai tak hanya intelektualitas kandidat, tapi juga kepribadiannya. Sebab, dalam debat, setiap kandidat dituntut untuk berpikir cepat dalam menganalisis serta memberikan ide yang menarik.


"Aktivitas debat dapat menggali seseorang secara mendalam dari sisi intelektualitas (kemampuan menganalisis, kemampuan berpikir cepat dan kemampuan mempresentasikan ide secara menarik)," lanjut Anna. "Maupun dari sisi kepribadian (kesantunan pilihan kata, mengikuti ketentuan/peraturan yang berlaku dan pengelolaan emosi)."

Sementara itu, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Sri Budi Eko Wardani melihat fungsi lain adanya debat Capres. Selain menggali kemampuan kandidat, debat Capres juga dapat dijadikan sebagai wadah untuk memperoleh informasi bagi masyarakat.

Dari situ, masyarakat bisa tahu risiko-risiko apa saja yang mungkin akan terjadi jika memilih kandidat satu maupun kandidat dua. Sehingga publik bisa menentukan pilihan mereka secara "rasional".

"Rasional dengan tanda kutip ya, tidak hanya didorong semata-mata karena emosional," ujar Sri Budi dilansir Liputan6.com pada Kamis (17/1). "Walau ada juga sedikit-sedikit, setidaknya bisa lebih kritis dalam menentukan pilihannya. Lebih tahu dengan risiko-risikonya ketika memilih pasangan A atau B."

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel