Abu Janda Geram dan Ancam Tuntut Facebook Rp 1 Triliun Usai Namanya Masuk Daftar Saracen
Instagram/permadiaktivis
Nasional

Facebook diketahui melakukan penghapusan ratusan akun, termasuk sindikat penyedia jasa konten kebencian alias Saracen.

WowKeren - Jelang Pemilu tahun 2019 yang akan dilangsungkan pada April mendatang, media sosial menjadi salah satu sasaran penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Facebook diketahui melakukan penghapusan ratusan akun yang dinilai melakukan perilaku tak wajar. Salah satunya adalah menyortir akun-akun yang dinilai sebagai penyedia jasa konten kebencian alias Saracen.

Patroli yang dilakukan Facebook ini ternyata turut melenyapkan akun pegiat media sosial Arya Permadi alias Abu Janda. Merasa tak terima, ia lantas mengancam untuk menuntut Facebook senilai Rp 1 triliun.

Arya dikabarkan telah melayangkan somasi kepada pihak Facebook lantaran namanya dimasukkan dalam daftar Saracen. Ia juga meminta kepada media sosial asal Amerika tersebut untuk memberikan klarifikasi.


"Ini ultimatum terakhir, kalau dalam 4 hari Facebook tidak clear-kan nama saya, kita akan gugat secara perdata sebesar Rp 1 triliun dan kita gugat secara pidana UU ITE juga," jelas Arya. "Akun itu di-delete sama Facebook, dengan alasan saya ini menurut temuan mereka bagian dari Saracen dan nama saya 'Arya Permadi' di situ ditulis jelas."

Arya menyatakan jika tuduhan ini dinilai sudah sangat serius dan menjatuhkan nama baiknya. Apalagi, Facebook juga menutup akun fanpage 'Ustad Abu Janda al-Boliwudi' yang sudah memiliki 500.000 pengikut. "Ini menghancurkan hidup saya, nama saya, reputasi saya, buat saya kehilangan penghasilan saya dan banyak hal lainnya," terang Arya seperti dilansir Detik pada Sabtu (9/2).

Sementara itu, Facebook sendiri sudah memberikan jawaban terkait ancaman Arya tersebut. Mereka menyatakan akan melakukan evaluasi jika memang ada pengguna yang merasa keberatan.

"Prioritas kami adalah meminimalisir kekuatan Grup Saracen untuk menggunakan akun, halaman, dan grup yang disusupi, serta mencegah kemungkinan yang berbahaya," terang Juru Bicara Facebook masih dilansir Detik. "Apabila pemilik sah dari akun, halaman, dan grup yang terdampak menghubungi kami, kami terbuka untuk menelaah dan mengkaji akun mereka kembali."

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru