Ketum Muhamamadiyah Singgung Soal Pose Foto Dua Jari di Hadapan Jokowi
Twitter/setkabgoid
Nasional

Presiden Joko Widodo menghadiri dan membuka acara Tanwir Muhammadiyah di rumah dinas Gubernur Bengkulu hari ini (15/2).

WowKeren - Presiden Joko Widodo menghadiri dan membuka acara Tanwir Muhammadiyah hari ini (15/2). Agenda tersebut dilangsungkan di halaman rumah dinas Gubernur Bengkulu, Pasar Jitra, Teluk Segara, Bengkulu.

Presiden Jokowi tiba di lokasi acara sekitar pukul 09.15 WIB. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengenakan setelan jas dan peci berwarna hitam.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, serta para petinggi Muhammadiyah lainnya pun menyambut kedatangan sang Presiden. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mursya, juga menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Jokowi dalam pidato sambutannya.

"Kami menyampaikan ucapan selamat datang dan terima kasih secara khusus kepada Bapak Presiden," tutur Rohidin dalam sambutannya. "Menteri Kabinet Kerja, dan seluruh peserta sidang tanwir di Bumi Raflesia tempat lahirnya Ibu Negara pertama, Ibu Fatmawati Soekarno."

Setelah itu, Haedar Nashir pun lantas menjelaskan alasan mengapa Bengkulu dipilih sebagai lokasi tanwir Muhammadiyah kali ini. Ketum Muhammadiyah tersebut menjelaskan bahwa banyak sekali tokoh bangsa dan organisasinya yang lahir di Bengkulu.


"Kami menyelenggarakan sidang tanwir di Bengkulu atas pertimbangan Bengkulu punya sejarah lahirnya tokoh Muhammadiyah dan tokoh bangsa," jelas Haedar. "Hasan Din adalah konsul Muhammadiyah, dia juga pengusaha ternama dan ayah dari Ibu Negara, Ibu Fatmawati. Dan di Bengkulu juga seorang Sukarno beberapa tahun di sini pernah menjadi Ketua Majelis Pendidikan dan Pengajaran Muhammadiyah."

Bumi Raflesia pun dipilih untuk mengenang jejak para tokoh tersebut. Tak hanya tokoh Muhammadiyah saja, melainkan juga para tokoh Tanah Air lainnya.

"Juga ada tokoh Tionghoa Muslim Karim Oey yang juga pengusaha besar dan perintis, bahkan pendiri, persatuan Islam Tionghoa Indonesia, juga tokoh Muhammadiyah," terang Haedar. "Makanya kami ingin mengenang jejak dan menyambung mata rantai para tokoh yang hadir, tidak hanya untuk Muhammadiyah, tapi juga untuk bangsa dan negara."

Yang unik, dalam kesempatan tersebut Haedar juga membahas soal pose "dua jari" dan "satu jari". Pose tersebut identik dengan kedua paslon Capres-Cawapres di Pilpres 2019.

"Bila ingin berfoto bersama, beraksilah dengan riang gembira, tidak perlu mengangkat pose jari tangan 1 atau 2," tutur Haedar. "Kasihanilah nasib jari 8 sampai 9 lainnya. Jangan sampai jari 8 hingga 9 jari lain itu meminta pertanggungjawaban si empunya."

Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi juga sempat membahas soal cucu laki-lakinya, Jan ethes. Tak hanya itu, Jokowi juga menyinggung isu kriminalisasi ulama yang kerap menimpanya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru