Obrolan grup chat kembali diungkap, Seungri membahas manipulasi hukum yang dilakukannya.
- Chusnul Chotimah
- Senin, 18 Maret 2019 - 08:19 WIB
WowKeren - Mega skandal Seungri terus menyedot perhatian publik Korea Selatan bahkan dunia. Sabtu (16/3), obrolannya dalam grup chat yang juga beranggotakan Jung Joon Young kembali diungkap, kali ini oleh "KBS News".
Menurut percakapan dalam grup chat, Seungri membahas tentang manipulasi hukum yang dilakukannya. Mantan member Big Bang itu juga mengejek otoritas publik.
Percakapan berisi pesan Mr. Park untuk Seungri pada 22 Maret 2016. "Sederhananya, XXX juga melakukan bisnis secara ilegal, tapi orang-orang tetap diam karena agak sulit untuk dikenakan sanksi oleh hukum," ujar Mr. Park.
"Itu artinya kita juga aman. Ketika ada tindakan keras yang muncul, beri mereka sedikit uang," jawab Seungri. "Maju saja dengan itu. XX bisa berbicara dengan hyung," lanjutnya.
Mr. Park menanggapi dengan tegas, yang langsung direspon oleh Seungri. "Hukum Korea seperti (bahasa tidak senonoh yang disensor). Itulah sebabnya aku menyukainya," sahut Seungri.
Usai beredarnya percakapan, netter semakin melayangkan kritik pada Seungri. Banyak yang balik menghina penyanyi kelahiran 1990 tersebut.
"Bayangkan saja betapa dia meremehkan orang-orang yang mendukungnya, dan bagaimana dia berpikir seluruh dunia adalah miliknya sehingga dia bisa melakukan hal-hal seperti itu," komentar netter. "Aku bahkan sudah tidak terkejut lagi," tambah netter lain.
"Aku cuma bisa bilang aku semakin membencinya," kata netter. "Sekarang ekspos semua orang yang menerima uang suap dari Seungri," sahut yang lain. "Aku yakin ada banyak orang yang terhubung dengan kasus ini, tapi mereka tidak terpapar karena mereka bukan selebriti, aku ingin tahu tentang mereka juga," pungkas lainnya.
Sementara itu, Seungri menjalani pemeriksaan kedua di kantor polisi pada 14 Maret lalu atas kasus layanan prostitusi, begitu juga dengan Jung Joon Young yang menjadi tersangka kasus video seks ilegal. Sedangkan Choi Jong Hoon eks F.T. Island yang terlibat dalam grup chat diinvestigasi pada 16 Maret.
(wk/chus)
