Pemerintah Bangun Terowongan Terpanjang di Bawah Bandara Kulonprogo, Target Selesai Akhir 2019
Nasional

Terowongan sepanjang 1,3 km tersebut merupakan bagian dari Jalan Pansela Jawa dan akan dibangun di bawah bandara Kulonprogo untuk menghubungkan Purwokerto dan Yogyakarta.

WowKeren - Keseriusan pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur tak hanya terlihat dari banyaknya ruas jalan tol yang menghubungkan kota satu ke kota lainnya. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah membangun terowongan bawah tanah.

Terowongan tersebut memiliki panjang 1,3 kilometer di bawah Bandara Kulon Progo, Yogyakarta. Terowongan ini disebut-sebut akan menjadi terowongan bawah tanah terpanjang di Indonesia.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan bahwa underpass ini merupakan bagian dari Jalan Nasional Pantai Selatan (Pansela) Jawa. Dalam proses pembangunannya, pemerintah benar-benar mengedepankan faktor keamanan.

"Underpass terpanjang ini merupakan bagian dari Jalan Nasional Pansela (Pantai Selatan) Jawa," kata Basuki lewat siaran pers di Jakarta, Senin (8/4). "Dalam pembangunannya, faktor keamanan harus betul-betul diperhatikan."

Dengan dibangunnya terowongan bawah tanah ini, Basuki berharap akses Jalan Nasional Pansela Jawa yang menghubungkan Yogyakarta dan Purwokerto bisa terbuka. Sebab, pembangunan Bandara Kulonprogo memotong jalan Pansela yang lama.


Sebagai langkah nyata untuk mengedepankan faktor keamanan, Basuki telah menunjuk Ketua Komite Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan Sugiyartanto agar memperhitungkan secara cermat aspek-aspek terkait keselamatan underpass tersebut. Basuki meminta ada penambahan jumlah akses keluar untuk kagawatdaruratan atau emergency exit.

Saat ini, sudah ada dua jalur emergency exit. Namun, Basuki menilai itu masih kurang sehingga perlu ditambah lagi. 

"Ini ada dua emergency exit, kalau menurut saya harus ditambah dua lagi," lanjut Basuki. "Saat ini masih dibahas untuk kajian lebih mendalam untuk menambah aspek keamanannya."

Tak hanya pintu gawat darurat, Basuki juga meminta agar pihak kontraktor, dalam hal ini PT WIKA dan MCM, untuk memperhatikan aspek kesehatan. Hal itu bertujuan agar proses pembangunan tidak mengganggu pengguna jalan.

"Jalan nasional tidak boleh berdebu akibat keluar masuk mobil proyek," jelas Basuki. "Oleh karenanya mobil proyek harus bersih baik keluar maupun masuk lokasi proyek sehingga tidak mengganggu kenyamanan pengguna jalan."

Adapun terowongan ini sudah dibangun sejak November 2018 dan ditargetkan selesai pada Desember 2019. Saat ini, progres pembangunannya sudah mencapai 30 persen.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru