KPAI Soal Sistem Zonasi PPDB Yang Ramai Disoal: Semakin Ditolak Semakin Harus Dipertahankan
Nasional

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendukung kebijakan pemerintah untuk menerapkan sistem zonasi dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)

WowKeren - Kebijakan pemerintah untuk menerapkan sistem zonasi saat Penerimaan Peserta Didik baru (PPDB) masih ramai diperbincangkan. Pasalnya, sistem yang boleh dibilang baru ini cukup "merepotkan" bagi sejumlah wali murid, meskipun pada dasarnya pemerintah memiliki maksud yang baik di balik itu semua.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia mendukung baik kebijakan pemerintah yang satu ini. Sistem zonasi sendiri bertujuan untuk menciptakan kesetaraan dalam dunia pendidikan Indonesia, tak hanya terhadap murid namun juga guru.

Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti menilai bahwa selama 25 tahun ia mengajar, ia menemui kesenjangan antara sekolah satu dengan yang lainnya. Meskipun sama-sama sekolah negeri, namun ada yang mendapat predikat sekolah unggulan. Hal inilah yang ingin dihapuskan melalui sistem zonasi tersebut.

"Kalau menurut KPAI, semakin ditolak, ini semakin harus dipertahankan," kata Retno di kantor KPAI Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/6). "Karena masyarakat harus diedukasi menurut saya, bahwa selama saya jadi guru 25 tahun, itu saya dapat sekolah mulai dari yang biasa sampai yang sangat unggul. Nah perbedaannya jauh."


Ia kemudian membandingkan kondisi antara sekolah unggulan dengan yang biasa. Kesenjangan di antaranya sangat kentara, dimana murid-murid di sekolah unggulan memiliki kualitas pelajar menengah ke atas dengan akses informasi dan teknologi yang memadai. Kondisi ini berbeda dengan sekolah yang bukan unggulan.

Selain itu, bantuan dari pemerintah sering jatuh ke sekolah unggulan sehingga menyebabkan sekolah yang biasa-biasa saja kurang mendapat perhatian. "Dengan zonasi ini, semua akan berkualitas, semua akan dibuat unggul. Menurut saya ini harus dimulai memang," tutur Retno.

Lebih jauh, sistem zonasi juga memberikan dampak positif untuk perkembangan anak. Sebab, sistem ini memungkinkan seluruh anak dengan berbagai latar belakang dan juga tingkat kecerdasan untuk membaur jadi satu sehingga baik untuk proses tumbuh kembang anak.

"Karena prinsip tumbuh kembang anak itu bukan anak disuruh sekolah yang semuanya pintar, atau nggak pintar," jelas Retno. "Nggak begitu, harus dicampur. Sistem ini justru baik untuk tumbuh kembang anak."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait