Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dianggap telah gagal dalam memimpin partai sehingga didesak untuk segera mundur dari jabatannya.
- Zodiak Yanuarita
- Selasa, 02 Juli 2019 - 21:40 WIB
WowKeren - Salah satu pendiri Partai Demokrat yang juga tergabung dalam Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator PD Hengky Luntungan mendesak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengundurkan diri sebagai ketua umum. Hengky menilai bahwa SBY selama ini telah gagal memimpin partai hingga membuatnya porak poranda.
"SBY gagal selama menjadi ketua umum," kata Hengky saat konferensi pers di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (2/7). "Dalam dua periode pemilu yaitu tahun 2014 dan 2019."
Tak cukup sampai di situ, SBY juga dianggap merusak tatanan partai yang menabrak aturan AD/ART. Hal tersebut terbukti dengan pemberian jabatan tertentu untuk keluarganya. "SBY menganut sistem partai dinasti dan sering melakukan manajemen konflik atau menyingkirkan para pejuang partai yang telah berjasa kepadanya," lanjut Hengky.
Hal tersebut rupanya mendapat respons dari Ketua Bidang Hukum dan Advokasi DPP PD Ferdinand Hutahaean. Ia mengatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Hengky tak perlu ditanggapi. Sebab, pihak partai akan menindaknya tegas.
"Istilahnya mereka ini hanya kelompok yang sedang caper saja," kata Ferdinand dilansir dari Republika, Selasa (2/7). "Tak perlu ditanggapi serius, nanti mekanisme partai akan berjalan untuk memproses mereka ini secara aturan."
Ia menilai bahwa orang-orang yang tergabung dalam forum tersebut tidak berhak untuk mengevaluasi kepemimpinan SBY. Hal ini disebabkan karena forum itu sendiri tidak memiliki hak suara.
"Yang punya hak suara melakukan evaluasi itu adalah DPD dan DPC," tegas Ferdinand. "forum pendiri ini tidak ada dalam ADR ART Partai."
Sementara itu, Wakil Ketua Umum I PD Subur Sembiring mengatakan bahwa forum komunikasi merupakan forum resmi yang sudah diakui oleh kongres di Surabaya pada 2015 lalu. "Artinya forum ini resmi bagaimana DPC, DPD juga punya suara di kongres," kata Subur masih dilansir dari Republika.
(wk/zodi)
