Indonesia Development Monitoring (IDM) melakukan survei terkait pemindahan PNS ke ibu kota baru. Dari hasil survei tersebut diketahui bahwa 94,7 persen PNS menolak untuk dipindahkan.
- Wahyu
- Senin, 26 Agustus 2019 - 13:18 WIB
WowKeren - Mayoritas Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) menolak rencana pemerintah memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Pulau Kalimantan. Penolakan terhadap ide Presiden Joko Widodo ini terungkap setelah hasil survei yang dilakukan Indonesia Development Monitoring (IDM) keluar.
Dalam survei IDM yang digelar pada tanggal 7 hingga 20 Agustus lalu terkait pemindahan pusat pemerintahan dan ibu kota negara, terungkap 94,7 persen ASN menolak ibu kota dan pusat pemerintahan dipindahkan ke Kalimantan.
Direktur Eksekutif IDM Harly Prasetyo dalam keterangan tertulisnya menyebutkan jika survei tersebut berbentuk tanya jawab yang dilakukan terhadap 1.225 responden ASN yang mewakili 800 ribu PNS yang bertugas di pemerintahan pusat.
“Hasilnya sebanyak 94,7 persen ASN menolak ibu kota dan pusat pemerintahan dipindahkan ke Kalimantan. Sebanyak 3,9 persen setuju, sisanya abstain,” ujar Harly.
Harly kemudian menerangkan bahwa alasan penolakan yang dipilih oleh para ASN dikarenakan kekhawatiran akan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang kurang memadai. Menurut para ANS tersebut, sarana-sarana yang berkualitas terdapat banyak di Jakarta sedangkan di lokasi ibu kota baru masih belum pasti.
Adapula yang menyatakan kalau gaji ASN tidak akan mencukupi biaya hidup di ibu kota baru. “Sebanyak 92,6 persen ASN menyatakan gaji dan pendapatan mereka tidak akan mencukupi biaya hidup mereka di ibu kota baru,” ungkap Harly.
Sementara itu, ketika ditanya mengenai pendapat mereka jika dipaksa pindah bertugas ke ibu kota negara yang baru, maka 78,3 persen akan mengajukan pensiun dini dari tugasnya, 19,8 persen akan ikut pindah dan sisanya menjawab tidak tahu.
Survei yang dilakukan oleh IDM ini sendiri menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 1.225. Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan memiliki margin of error lebih kurang sebesar 2,1 persen.
(wk/wahy)
