KNKT Ungkap Penyebab Tol Cipularang Kerap Jadi Lokasi Kecelakaan Maut
Nasional

Sejumlah kecelakaan maut pernah terjadi di Tol Cipularang, Jawa Barat. Yang terbaru adalah kecelakaan di KM 91 Tol Cipularang yang melibatkan 21 kendaraan dan menewaskan 8 orang.

WowKeren - Kecelakaan maut yang melibatkan hingga 21 kendaraan di Tol Cipularang KM 91, Purwakarta, Jawa Barat terus menjadi sorotan publik. Apalagi karena kecelakaan yang terjadi pada Senin (2/9) siang itu menelan delapan korban jiwa dan sejumlah lainnya terluka.

Kecelakaan ini juga menjadi perhatian publik lantaran sudah banyaknya peristiwa serupa terjadi di Tol Cipularang. Dilansir dari Kompas edisi Rabu (4/9), setidaknya ada tujuh kecelakaan lain di Cipularang yang banyak disorot media. Salah satunya kecelakaan tunggal pada September 2011 yang menewaskan istri seorang penyanyi Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Budi Susandi, ikut buka suara. Menurutnya ruas Tol Cipularang memang rawan kecelakaan apabila pengendara tidak berhati-hati. Sebab, tutur Budi, jalur tersebut bentuknya turunan yang panjang.

"Memang ruas tol ini ruas turunan panjang," ujar Budi dalam telewicara yang ditayangkan di Kompas TV, Selasa (3/9). "Di mana (kalau) pengemudi tidak hati-hati akan rawan terjadi kecelakaan seperti mobil terguling dan mobil sulit dikendalikan."


Selain faktor jalan, ungkap Budi, kelalaian pengemudi juga menjadi penyebab utama maraknya kecelakaan terjadi di tol tersebut. Sebab kondisi jalan yang mulus dan lancar membuat pengemudi terpacu untuk meningkatkan laju kendaraannya.

Padahal ada rambu yang mengatur batas kecepatan, yakni minimal 60 kilometer per jam dan maksimal 80 kilometer per jam. Ada pula aturan jarak aman yang harusnya dipatuhi pengendara, yakni 100 meter antar kendaraan.

Apabila peraturan itu tak dipatuhi, jelas Budi, dapat meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan. Semisal ketika ada kendaraan yang mengurangi kecepatan secara mendadak, para pengemudi di belakangnya tidak bisa menghindar secara tiba-tiba sehingga menyebabkan tabrakan beruntun.

"Kan kadang tidak dipatuhi. Karena kondisi jalan mulus, nyaman, sehingga memacu kendaraan setinggi-tingginya," papar Budi. "Kalau semua mematuhi lalu lintas, kecelakaan bisa diminimalisir."

Lebih lanjut, sejumlah pakar juga pernah menyatakan kilometer 90 sampai 100 merupakan wilayah yang paling rawan terjadi kecelakaan. Oleh karena itu kewaspadaan pengemudi diharapkan lebih ditingkatkan, terutama di wilayah rawan tersebut.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait