Mahasiswa Papua Minta Pulang Usai Ramai Insiden Rasisme
Nasional

Para mahasiswa itu mengaku tak nyaman dan khawatir atas keselamatan mereka di luar Papua. Menanggapinya, MRP pun mengaku akan 'menyiapkan kursi' di universitas setempat.

WowKeren - Insiden rasisme terhadap warga Papua memang menimbulkan sejumlah keresahan. Mulai dari aksi massa berujung kerusuhan di Papua, hingga permintaan para mahasiswa untuk kembali ke Bumi Cenderawasih.

Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP), Timotius Murib, pun membenarkan informasi ini. Demi menyambut kepulangan para mahasiswa dari luar Papua itu, MRP bersama pemerintah setempat sepakat untuk mempersiapkan perguruan tinggi guna menampung mereka. MRP dikabarkan telah berkomunikasi dengan empat perguruan tinggi.

"Anak-anak yang pulang dengan biaya sendiri," ujar Murib, Jumat (6/9). "Gubernur, DPRP, dan MRP lagi berkomunikasi dengan pimpinan lembaga pendidikan (tinggi untuk menyiapkan penanganan masalah itu)."

"Kita komunikasi dengan Uncen (Universitas Cenderawasih, Jayapura), UTSJ (Universitas Sains dan Teknologi Jayapura), Merauke (Universitas Musamus Merauke), dan Papua Barat (Universitas Negeri Papua)," imbuhnya, dilansir dari Jubi. "Supaya kalau adik-adik ini sudah balik, mereka rekrut. Buka kelas-kelas untuk menampung anak-anak kita ini."

Masih dilansir dari Jubi, rombongan mahasiswa Papua memang tampak memadati Bandara Jayapura pada Selasa (3/9) kemarin. Mereka dikabarkan telah meninggalkan pendidikan mereka di perguruan tinggi di Bali.


Tak hanya mahasiswa Papua di Bali, mahasiswa dari Makassar pun ikut kembali ke Bumi Cenderawasih. Anton, salah satu mahasiswa tersebut, mengaku ada sekitar 50 rekannya yang ikut pulang.

Menurut Anton, ia dan teman-temannya merasa tak nyaman dengan situasi keamanannya pasca pecahnya insiden rasisme dan kerusuhan. "Hingga 4 September 2019, 50 lebih (mahasiswa Papua di Makassar) pulang ke Papua," ujarnya, Rabu (4/9).

Sementara itu, aparat keamanan terus melakukan pengusutan untuk mencari dalang di balik kerusuhan yang terjadi. Beberapa hari terakhir, aparat kepolisian telah menetapkan sejumlah orang sebagai tersangka. Mulai dari tersangka di lapangan hingga pihak yang diduga merancang kerusuhan.

Salah satu yang sempat membuat heboh adalah disebutkannya sosok Benny Wenda. Perannya sebagai ketua United Liberation Movement of West Papua (ULMWP) itu membuat polisi mencurigai Benny sengaja menciptakan kerusuhan demi mengangkat isu Papua di sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Selain itu, polisi pun telah menetapkan pengacara HAM Veronica Koman dan Caleg Gerindra Tri Susanti sebagai tersangka. Veronica disebut aktif memprovokasi di media sosial ketika kerusuhan berlangsung, sementara Susi terbukti menyebarkan berita bohong alias hoaks dalam pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait