Alami Kelainan, Bocah Pamekasan Dikurung di Bekas Kandang Ayam
SerbaSerbi

Keputusan menyesakkan ini terpaksa orang tua ME (12) ambil lantaran putra mereka mengidap sedikit kelainan sifat apabila dibandingkan dengan bocah seusianya.

WowKeren - Kisah bocah berusia 12 tahun asal Pamekasan, Jawa Timur berikut ini sukses membuat nyesek. Pasalnya bocah bernama Moh Effendi itu dikurung orang tuanya di bekas kandang ayam.

Di bekas kandang ayam yang terbuat dari bambu dan kayu papan itu, Effendi menghabiskan waktu sehari-harinya. Mulai dari tidur, makan, minum, hingga buang air semua Effendi lakukan di situ. Mirisnya, Effendi dikurung di tempat tak layak tersebut tanpa selembar kain pun yang menutupi sekujur tubuhnya.

Keputusan menyesakkan itu bukan tanpa alasan diambil oleh kedua orang tua Effendi, Hamzah (40) dan Latifah (36). Pasalnya Effendi diketahui memiliki kelainan sifat dibandingkan bocah seusianya.

Menurut Latifah, Effendi awalnya tumbuh selayaknya bayi pada umumnya. Namun ketika menginjak usia tiga tahun, Effendi tak kunjung bisa berjalan dan bicara.

"Dia hanya merangkak kemana-mana," kata Latifah di Dusun Bringin, Desa Angsana, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Jumat (4/10). "Bicaranya tidak dimengerti karena tidak ada bahasa yang bisa diucapkan."

Sebelum diputuskan untuk dikurung di bekas kandang ayam, Effendi ditempatkan di dalam surau. Namun bocah itu bisa merangkak hingga ke luar halaman rumah.


Ketika lepas dari pengawasan orang tuanya, Effendi kerap memakan makanan tak layak. Effendi pun bisa berkeliaran ke tempat yang tak semestinya apabila orang tuanya lengah.

"Effendi pernah makan olahan dedak untuk pakan sapi. Bahkan kulit buah siwalan, bunga, dedaunan, juga dimakan," jelas Latifah, dilansir dari Kompas, Sabtu (5/10). "Makanya kami coba untuk dikurung."

Namun yang akhirnya membulatkan tekad kedua orang tua Effendi untuk mengurungnya adalah lantaran sang putra pernah hilang dari rumahnya. Kala itu Effendi terpaksa ditinggalkan karena Hamzah dan Latifah harus bekerja di sawah hingga sore.

Effendi dicari sampai malam, sampai akhirnya ia ditemukan di tepi sungai. Beruntung waktu itu sungai sedang tidak banjir. "Pernah juga kejadian, Effendi ditemukan di pinggir hutan di timur rumah," imbuh Hamzah.

Alasan itulah yang membuat Hamzah dan Latifah membulatkan tekad untuk mengurung anaknya di dalam bekas kandang ayam. Kendati demikian mereka mengaku tidak tega.

Namun dengan mengurung Effendi seperti itu, keduanya bisa tenang dalam mencari nafkah untuk membiayai anak-anaknya yang lain. Mereka pun berpikir pengurungan Effendi membawa lebih banyak dampak positif.

"Kalau bicara perasaan, perasaan kami iba dan kasihan. Tapi bagaimana lagi, ini sudah nasib keluarga kami," ungkap Hamzah. "Kami harus hidup, harus bekerja. Kalau tidak bekerja, keluarga kami mau dapat dari mana biayanya."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru