Rapor Merah Jelang Pergantian Periode, Neraca Perdagangan RI Kembali Defisit
Nasional

Kondisi ekonomi Indonesia diketahui sangat fluktuatif terutama beberapa waktu belakangan. Ketidakpastian ekonomi global disebut-sebut menjadi salah satu alasannya.

WowKeren - Kondisi ekonomi Indonesia memang masih fluktuatif. Kendati sempat mencetak prestasi dengan neraca perdagangan yang surplus hingga USD 80 juta pada Agustus 2019 lalu, rupanya Indonesia kembali harus mengalami tekor.

Badan Pusat Statistika (BPS) menyatakan bahwa neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit pada September 2019. Tak main-main, defisitnya mencapai USD 160 juta. Dengan demikian, jika diakumulasi, defisit neraca perdagangan Januari-September 2019 mencapai USD 1,95 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto pun mengungkapkan fakta di balik defisit tersebut. Menurutnya, nilai ekspor Indonesia hanya mencapai USD 14,1 miliar, sementara impornya mencapai USD 14,26 miliar. Baik kinerja ekspor dan impor memang mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan Agustus 2019.

Lebih spesifik, untuk sektor minyak dan gas, diketahui nilai ekspornya turun hingga 5,17 persen. Sementara ekspor non migas turun hingga 1,03 persen.


"Penurunan ekspor ini terjadi karena penurunan ekspor migas dan non migas," jelas Suhariyanto, Selasa (15/10). "Ekspor minyak mentah turun 33 persen."

Di sisi lain, nilai ekspor industri pengolahan turun 3,51 persen menjadi USD 10,85 miliar. Sedangkan ekspor pertambangan lainnya justru mengalami kenaikan hingga 13,03 persen dan bernilai USD 2,06 miliar.

Sehingga secara kumulatif, nilai ekspor Januari-September 2019 tercatat sebesar USD 124,17 miliar. Angka ini menurun bila dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni mencapai USD 134,96 miliar.

Namun di sisi lain, pemerintah diklaim berhasil menurunkan angka impor untuk periode Januari-September 2019, yakni sebesar USD 126,12 miliar. Angka ini lebih rendah bila dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni mencapai USD 138,78 miliar.

Tak hanya itu, utang luar negeri Indonesia hingga akhir Agustus 2019 pun dikabarkan membengkak. Dilansir dari CNN Indonesia, ULN Indonesia tumbuh 8,8 persen secara tahunan dan mencapai USD 393,5 miliar. Utang ini sendiri membengkak lantaran dipengaruhi oleh transaksi pembayaran neto ULN.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru