Tingkat Radikalisme Anak Penusuk Wiranto Juga Diperiksa Kemensos
Nasional

Menurut Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, Edu Suharto, serangkaian assessment untuk bocah berinisial R itu akan berlangsung hingga 6 bulan ke depan.

WowKeren - Kementerian Sosial (Kemensos) kini tengah merawat putri terduga teroris pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto. Bocah berusia 12 tahun berinisial R tersebut kini mendapat sejumlah terapi untuk memulihkan trauma serta mengukur tingkat radikalismenya.

Terapi untuk R diberikan oleh pekerja sosial dan psikolog di salah satu rumah perlindungan pemerintah di Jakarta. Menurut Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos, Edu Suharto, serangkaian assessment untuk R akan berlangsung hingga 6 bulan ke depan.

"Sekarang ada di sini. Kami juga akan rehabilitasi, kami juga khawatir anak ini akan terpapar paham radikalisme," terang Edi di kawasan Jakarta Timur pada Rabu (16/10). "Karena anak ini kan sebagai korban, oleh karenanya kita harus optimis agar anak-anak bisa kembali punya pemahaman yang bagus mengenai NKRI dan perdamaian."

Selain R, ada 12 anak korban radikalisme lain yang dirawat di rumah perlindungan Kemensos. "Ini kan masih baru, jadi baru masuk ke sini, kami masih assessment terutama mengenai kondisi psikis dia dan bagaimana keadaan saat itu yang sebenarnya," lanjut Edi.

Perawatan oleh Kemensos ini, tutur Edi, masih di bawah penjagaan tim kepolisian. Edi mengaku bahwa untuk sementara R masih dipisahkan dari anak korban radikalisme lainnya untuk menjalani terapi khusus.


"Sampai dia punya adaptasi yang bagus. Bahkan di awal itu ada pre-test," jelas Edi. "Ada soal kecintaan terhadap NKRI, mengucapkan salam, hingga bermain ke teman sebaya. Setelah itu baru kami satukan."

Sementara itu, Kepala Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani, Neneng Heryani, mengungkap bahwa R tidak memiliki luka atau catatan medis. R yang menempuh pendidikan tersebut selintas tampak ceria kala dirujuk ke rumah perlindungan.

"Tapi kan itu dari luar," tutur Neneng dilansir CNN Indonesia. "Harus dilakukan pemeriksaan lagi betul-betul secara mendalam karena kasus seperti ini kami punya terapi khusus."

Neneng pun menjelaskan bahwa saat kejadian penusukan Wiranto, R mengaku sedang bermain di alun-alun Menes. Meski demikian, pengakuan R tersebut juga harus dicek lagi lewat pemeriksaan lebih lanjut.

"Seperti ini tidak bisa ditanya sekali, harus lagi dan lagi," pungkas Neneng. "Ini baru juga, masih panjang prosesnya."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru