Bahasa di Indonesia Timur Disebut Rentan Punah, Pakar Ungkap Penyebabnya
Nasional

Pakar bahasa menilai bahwa bahasa bisa punah lantaran mulai ditinggalkan oleh penuturnya. Hal itu disebabkan oleh faktor tertentu, misalnya ketidakmampuan bahasa dalam menyesuaikan diri.

WowKeren - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat sedikitnya ada 11 bahasa daerah yang telah punah. Kesemua bahasa tersebut berasal dari wilayah Papua, Papua Barat, dan Maluku Utara, serta Maluku.

Tak cukup sampai di situ, sebanyak 25 bahasa daerah lainnya juga terancam mengalami kepunahan, khususnya yang berasal dari wilayah Indonesia bagian timur sedangkan 6 bahasa lainnya dikategorikan kritis. Terkait hal ini, Fenomena ini mendapat sorotan dari pengamat sekaligus aktivis bahasa, Ivan Lanin.

Ivan menilai bahwa kondisi bahasa di wilayah bagian timur Indonesia yang rentan punah disebabkan karena ketidakmampuan bahasa dalam menyesuaikan dengan dinamika zaman akibat faktor isolasi. Ia menekankan bahwa penyebab bahasa bisa punah di suatu daerah lantaran tidak adanya lagi penutur yang memakai bahasa tersebut. "Bahasa daerah itu punah ketika tidak ada lagi penuturnya yang menggunakan bahasa itu," kata Ivan dilansir CNN Indonesia, Selasa (25/2).

Bahasa Indonesia, dikatakannya, berasal dari dua rumpun bahasa, yakni Austronesia dan Melanesia. Rumpun bahasa Austronesia mendominasi wilayah Indonesia bagian barat sedangkan untuk Melanesia lebih banyak digunakan oleh suku-suku yang tinggal di Indonesia timur.


Ia menduga bahwa bahasa daerah lebih banyak terdapat di Indonesia bagian timur mengingat kondisi geografis yang relatif lebih terisolasi. Kondisi ini menyebabkan kontak antar budaya sangat kurang sehingga mereka mengembangkan bahasa sendiri.

Lebih lanjut, hal ini membuat penutur bahasa hanya sedikit sehingga menyulitkan setiap wilayah mewariskan bahasanya dari generasi ke generasi. "Rumpun bahasa Melanesia ini sangat banyak. Dari 718 jumlah bahasa daerah, di Papua ada sekitar 400-an," jelas Ivan.

Suatu bahasa harus bisa menyesuaikan diri dengan dinamika zaman jika ingin tetap eksis. Sehingga ketika bahasa ini kehilangan kemampuannya untuk beradaptasi maka akan ditinggalkan oleh penuturnya.

"Suatu bahasa bertahan ketika mampu menampung konsep-konsep modern," jelas Ivan. "Di-update kosakatanya, itu yang menyebabkan bahasa ditinggal penuturnya. Ketika tidak mampu menyesuaikan diri dengan zaman modern."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait