Menteri BUMN Erick Thohir mengingatkan hutang PT Garuda Indonesia yang jatuh tempo. Merespon hal iitu, Dirut maskapai pelat merah itu hanya memberikan respon santai.
- Nidya Putri
- Jumat, 28 Februari 2020 - 13:43 WIB
WowKeren - Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) sedang dalam kondisi yang tidak baik saat ini. Pasalnya, hutang-hutangnya tengah jatuh tempo.
"Garuda pada saat ini dalam tekanan yang luar biasa karena utangnya sudah jatuh tempo," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam acara Economic Outlook 2020 yang diselenggarakan CNBC Indonesia di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (26/2).
Merespon perkataan Erick soal hutang yang jatuh tempo tersebut, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra mengakui adanya beberapa pinjaman yang akan jatuh tempo.
Meski begitu, Irfan tidak menyebutkan jumlah besaran hutang tersebut. Namun ia memastikan jika hutang tersebut tidak akan mengganggu operasi perusahaan.
"Betul, memang kita menghadapi situasi keuangan di mana beberapa pinjaman jatuh tempo," ujar Irfan di Kantor Garuda Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (27/2). "Tapi kita kerja keras memastikan tidak mempengaruhi operasi."
Lebih lanjut, Irfan mengatakan jika dirinya akan berkoordinasi dengan semua pihak untuk menyelesaikan utang-utang itu. Ia yakin pihaknya akan dapat membereskan hutang-hutang tersebut.
"Tapi gini kita tetap optimistis, lagi diskusi dengan banyak pihak, melakukan bridging, dan didukung juga oleh temen-temen dari kementerian, soal utang ini, restructure lah," katanya. "Kita semua orang punya credential, capability, untuk melakukan ini."
"Saya punya keyakinan Pak Fuad, Direktur Keuangan kami, punya kemampuan yang sangat menakjubkan dalam mengelola itu," sambungnya. "Yang penting, Anda lihat masih terbang nggak? Kalau terbang berarti persoalan utang berarti diselesaikan dalam ruangan tutup."
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir telah mengatakan sejumlah upaya untuk membenahi Garuda. Selain merestrukturisasi utang, cara yang telah ditempuh ialah membersihkan maskapai itu sendiri. Lalu melakukan perombakan direksi dan komisaris Garuda.
"Garuda karena memang kasus ya kita berhentikan tapi proses pemberhentian melalui komsiaris, bukan ujug-ujug sebagai menteri memecat," paparnya. "(Garuda) melakukan perombakan direksi dan komusaris."
(wk/nidy)