Aksi meresahkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua memang belum mendapatkan solusi yang mumpuni. Kini KKB itu justru dilaporkan mulai berani menyerang area sekitar Freeport.
- Elvariza Opita
- Selasa, 03 Maret 2020 - 17:38 WIB
WowKeren - Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB masih menjadi salah satu masalah di Tanah Papua yang hingga kini belum menemukan solusi mumpuni. Tak jarang aksi meresahkan mereka membuat nyawa, baik dari kalangan sipil maupun aparat yang berjaga, melayang begitu saja.
Kini KKB kembali menuai sorotan masyarakat luas karena semakin beringas. Bahkan beberapa KKB dikabarkan mulai berani memaksa masuk ke dekat wilayah PT Freeport Indonesia yang tentu saja banyak dihuni masyarakat awam.
Aparat TNI dan Polri yang berjaga pun tak menganggap remeh hal ini. Mereka bahkan langsung menetapkan status keamanan siaga satu di daerah tersebut.
Informasi ini dibenarkan oleh Dandim 1710/Mimika Letkol Pio L Nainggolan. Letkol Pio juga menyatakan peningkatan status keamanan ini sudah dilakukan sejak beberapa hari yang lalu.
"Siaga satu bukan baru dilakukan pasca penembakan mobil patroli Polsek Tembagapura," jelas Pio, Senin (2/2) malam. "Tapi sudah beberapa hari lalu."
Untuk memaksimalkan pengamanan, pihaknya siap mengefektifkan satuan yang bermarkas di Mimika. "Saat ini yang kami lakukan mengefektifkan pasukan yang ada untuk mengantisipasi ancaman KKB," tutur Pio, dikutip dari Kompas, Selasa (3/3).
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Mimika, AKBP I Gusti Gde Era Adhinata, menyatakan peningkatan status keamanan dilakukan sejak ada tiga guru SD Inpres Baluni di Distrik Tembagapura yang disandera KKB pada pertengahan Februari lalu. Apalagi belakangan KKB tersebut juga mulai berani melakukan penyerangan terhadap mobil patroli Polsek Tembagapura.
"Kami sudah mengidentifikasi KKB dari mana yang melakukan penembakan di Tembagapura," jelas Era. Kemungkinan KKB yang dipimpin Gusbi Waker dan Lekagak Telenggen lah yang bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut.
Pihaknya pun mengaku siap untuk mengejar KKB tersebut. "Penindakan hukum terhadap kelompok tersebut tetap akan kami lakukan," pungkas Era.
(wk/elva)
