Fakta-Fakta Soal Masuknya 49 TKA Tiongkok ke Kendari Hingga 'Copot Kapolda Sultra' Jadi Trending
Nasional

Hal ini berawal dari video viral yang menyoroti puluhan orang bermasker yang tiba di pintu kedatangan Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Minggu (15/3) malam.

WowKeren - Media sosial sempat dihebohkan oleh video kedatangan puluhan tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. Video viral tersebut rupanya berbuntut panjang hingga berujung pada warganet yang menuntut dicopotnya Kapolda Sultra. Begini fakta-faktanya.

Melansir kendarinesia.id, awalnya video yang menyorot puluhan orang bermasker di pintu kedatangan Bandara Haluoleo tersebut viral pada Minggu (15/3) malam. Dalam video tersebut, terdengar ucapan yang mengaitkan kedatangan orang-orang itu dengan virus corona (Covid-19). "Satu pesawat corona semua datang, luar biasa. Bandara Haluoleo," tutur si perekam.

Menanggapi viralnya video tersebut, Polda Sultra pun bergerak cepat. Kapolda Sultra Brigjen Merdisyam menyebut bahwa orang-orang yang direkam dalam video tersebut memang merupakan TKA asal Tiongkok. Mereka bekerja di perusahaan pemurnian nikel di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sultra. Namun, Mardisyam mengaku bahwa para TKA tersebut bukan datang dari Tiongkok, melainkan dari Jakarta.

"Selama ini mereka memang tidak kembali ke China," ujar Mardisyam pada Minggu (15/3). "Jadi para TKA tersebut dari Jakarta, mengurus izin kerja dan memperpanjang kontrak di Jakarta, akan kembali ke tempat smelter melalui Bandara Haluoleo Kendari."

Video viral tersebut dinilai telah menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, sang perekam video yang bernama Harjono pun ditangkap oleh polisi. Harjono bahkan telah direkam saat menyatakan permintaan maaf kepada publik.

"Saya pembuat rekaman video viral terkait kedatangan warga China di Kendari di mana saya mengomentari 'satu pesawat corona semua'. Hal itu saya ucapkan secara spontan hanya untuk main-main dan tanpa sengaja atau tanpa mengetahui dampaknya," tutur Harjono dalam video permintaan maaf itu. "Hal tersebut saya akui sebuah kesalahan, dan saya meminta maaf kepada pihak berwajib dan warga kota Kendari, karena akibat video tersebut membuat resah seluruh masyarakat Sultra."


Kekinian, Kepala Kantor Perwakilan Kemenkumham Sultra, Sofyan, memberikan keterangan berbeda. Menurut Sofyan, 49 TKA Tiongkok itu bukan TKA lama. Sofyan menyebut bahwa para TKA tersebut adalah TKA baru yang berangkat dari Tiongkok, transit di Thailand, sebelum akhirnya tiba di Indonesia.

Puluhan TKA asal Tiongkok tersebut sebelumnya telah dikarantina di Thailand sejak 29 Februari-15 Maret 2020. Setelah itu, mereka bertolak dari Thailand menuju Indonesia pada 15 Maret 2020.

Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, 49 TKA Tiongkok tersebut menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Pihak KKP pun menerbitkan surat rekomendasi berupa kartu kewaspadaan kesehatan untuk para TKA tersebut. "Jadi 49 orang itu sudah masuk di KKP semua," ungkap Sofyan.

Setelah diizinkan masuk oleh petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, para TKA tersebut langsung terbang ke Kendari. Mereka tiba di Bandara Haluoleo pada Minggu (15/3) pukul 20.00 WITA dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Sofyan sendiri menjelaskan bahwa puluhan TKA asal Tiongkok tersebut belum menjalani karantina sejak tiba di Indonesia. Mereka hanya mendapatkan kartu kewaspadaan kesehatan dari KKP Bandara Soekarno Hatta. "Belum, belum di karantina," ujar Sofyan.

Kapolda Sultra

Twitter

Perbedaan pernyataan pihak Polda Sultra dan Kemenkumham Sultra ini membuat banyak warganet memberikan kritiknya. Akibatnya, tagar #CopotKapoldaSultra pun masuk dalam jajaran trending topic Twitter Indonesia hingga Selasa (17/3) siang ini.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait