Potret Kerja Keras ITS Produksi Face Shields Mask Bantu Dokter Surabaya Lawan Corona
Nasional

Dokter RS Unair, Dr Niken Sasadhara Sasmita, mengunggah foto ucapan terima kasih atas bantuan pihak ITS yang membuat Face Shiels Mask demi para tenaga medis yang berjuang menangani pasien Corona di Surabaya.

WowKeren - Sejumlah pihak berjuang demi menyembuhkan pasien Corona. Hal serupa juga terjadi di Surabaya.

Hingga kini, total 10 pasien asal Surabaya dinyatakan sembuh dari virus Corona. Pemkot Surabaya tetap akan mendampingi pasien Corona COVID-19 meski sudah dinyatakan sembuh oleh tim dokter.

Pemantauan ini dengan memberikan vitamin serta makanan suplemen tambahan untuk menambah daya tahan tubuh pasien yang sembuh. "Jadi kita kasih vitamin sama makanan suplemen, jadi dia harus jaga kesehatannya," ujar Wali Kota Tri Rismaharini (Risma).

Sementara itu, Dokter RS Unair, Dr Niken Sasadhara Sasmita, yang menjadi salah satu tenaga medis untuk Corona sempat mengungkap rasa terima kasihnya. Menurut dokter Niken, pihak ITS juga berjasa hingga para tenaga medis tetap bisa bekerja dengan aman selama menangani pasien Corona.


Dokter Niken juga memperlihatkan foto pihak ITS yang bekerja keras membuat produksi Face Shields Mask dari 3D print dalam jumlah besar. "My another great team!! Terimakasih guru-guru dan rekan-rekan hebat saya, yang telah menemani kami berjuang dengan juga berjuang membuat ratusan ribu face shield setiap hari tanpa henti. Face shield ini diproduksi dengan metode 3D printing. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para donatur, relawan, dan semua pihak yang membantu kelancaran produksi kami.Salam hormat dari kami yang tidak bisa #dirumahaja . Stay safe everyone!," ujar dokter Niken.

Pertengahan Maret lalu, ITS mengungkap program bantuan berupa Face Shields Mask atau pelindung wajah untuk tenaga medis. Djoko Kuswanto ST, Kepala Laboratorium Integrated Digital Design Departemen Desain Produk Industri ITS selaku inventor mengungkapkan target produksi dari Face Shields Mask ini dapat memenuhi 500 sampai 1.000 item setiap hari.

"Sejak Sabtu (21/3) lalu, gagasan ini telah diupayakan untuk mencapai target tersebut," kata Djoko. "Dunia medis pun ikut terguncang, dengan berkurangnya APD, akibat panic buying, yang sebetulnya sangat dibutuhkan tenaga medis."

Untuk aksi sosial tersebut, ITS menggandeng Asosiasi Printer 3D Indonesia. Diungkap Djojo, Face Shields Mask dengan metode 3D print ini cukup efektif.

Metode tersebut membuat barang dapat terproduksi lebih detail sesuai yang dirancang. Namun demi mempercepat produksi, Djoko dan tim memakai mesin CNC Router yang dilengkapi dengan Digital Signal Processing (DSP) dalam proses memotong atau mengukir suatu bahan tertentu. "Dari bahan yang utuh, bahan diukir sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang diinginkan," katanya. 

(wk/riaw)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait