Kurangi Jumlah Penerbangan Karena Corona, Nasib Pilot dan Pramugari Terancam PHK
Getty
Nasional

Pandemi Corona membuat maskapai penerbangan di Indonesia menjadi lebih sepi. Kondisi ini berimbas pada nasib para pilot dan pramugari yang terpaksa harus dirumahkan.

WowKeren - Pandemi Corona yang merebak ke penjuru dunia membuat industri penerbangan di berbagai negara menjadi bermasalah. Tak terkecuali maskapai penerbangan yang ada di Indonesia. Asosiasi maskapai Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) membeberkan kondisi terkini industri penerbangan yang terkena imbas virus Corona.

Dampak virus Corona membuat maskapai tidak bisa terbang normal seperti sedia kala. Hal ini tentu berimbas pada nasib para pilot dan pramugari yang menggantungkan kehidupannya dari pekerjaan ini. Meski belum ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan, namun sudah ada beberapa maskapai yang terpaksa harus merumahkan karyawannya.

"Belum (ada PHK), yang sekarang ini ada beberapa maskapai yang merumahkan karena kegiatan operasinya kan menurun. Kalau dilihat banyak pesawat-pesawat parkir di airport, pesawat parkir itu pasti akan sangat tidak efektif bagi perusahaan jika (karyawan) masih harus hadir ke kantor," ujar Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja mengutip Kumparan, Kamis (2/4).

Adapun karyawan yang paling banyak dirumahkan ialah yang terlibat dalam kegiatan produksi maskapai. Mulai dari bagian mekanik pesawat, pilot, hingga pramugari.


"Kalau kegiatan operasionalnya turun, yang akan banyak berkurang aktivitasnya adalah karyawan yang berada di daerah operasional seperti pilot, engineer, pramugari dan kru yang lainnya. Itu kan kalau pesawatnya berhenti berarti mereka ikut (berhenti)," ucapnya.

Tak banyak yang bisa dilakukan Denon dan pihaknya dalam menghadapi virus Corona saat ini. Ia memastikan akan mengikuti segala arahan yang disiapkan oleh pemerintah. Karena menurutnya, segala arahan dari pemerintah adalah keputusan yang terbaik untuk nasib hidupnya dan para karyawannya.

“Secara prinsip harus ikut ketentuan pemerintah saja. Jadi kalau ada imbauan untuk mengurangi frekuensi kita ikut lah intinya supaya memang program pemerintah ini pada intinya menghentikan penularan,” ungkap Denon.

Denon menjelasakan jika pihak maskapai memang melakukan pengurangan frekuensi bukan karena ada pembatasan jadwal penerbangan dari pemerintah. Namun, dengan adanya arahan Work From Home membuat masyarakat tidak banyak bepergian. Kondisi inilah yang membuat maskapai penerbangan menjadi sepi.

“Jadi karena ada imbauan pemerintah untuk stay di rumah WFH jadi menurunkan frekuensi semua usaha transportasi termasuk penerbangan kan gitu. Nah dalam kaitan menurunnya frekuensi tersebut kita coba mengimbangi dengan biaya-biaya yang biasanya kita keluarkan sesuai dengan frekuensi yang lebih tinggi. Jadi kita menyesuaikan," pungkas Denon.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru