Rentan Terpapar Virus, Begini Curahan Hati Pencuci APD di Rumah Sakit Solo
Getty Images/Marco Cantile
SerbaSerbi

Sudarti (54) sudah 30 tahun bekerja sebagai penatu atau pencuci pakaian di RS dr Oen, Solo, Jawa Tengah. Ia pun membagikan kisahnya selama bekerja di tengah wabah virus Corona.

WowKeren - Petugas medis merupakan golongan masyarakat yang paling rentan terpapar virus Corona. Namun bila ditanya profesi apa saja yang termasuk dalam kelompok ini, kebanyakan hanya akan menjawab dokter, perawat, atau barangkali petugas laboratorium.

Padahal di luar itu masih ada banyak profesi yang berisiko terpapar virus Corona. Termasuk diantaranya orang-orang yang bertanggung jawab mencuci alat pelindung diri (APD) para petugas medis.

Kisah itulah yang coba dibagikan oleh Sudarti, seorang pencuci APD yang tetap giat bekerja kendati sudah berusia 54 tahun, atau termasuk dalam rentang usia yang berisiko tinggi terjangkit COVID-19. Sudarti bekerja di RS dr Oen, Solo, Jawa Tengah.

Sudarti merupakan salah satu penatu yang bekerja di rumah sakit tersebut. Ia mengaku pekerjaan yang harus diselesaikannya pada masa pandemi seperti ini jauh lebih berat.

"Kalau sekarang itu, bagaimana ya... Pekerjaannya sedikit, tapi di badan itu sakit semua," ujar Sudarti, dikutip dari video yang diunggah Narasi Newsroom, Jumat (3/4). "Cepat capek, soalnya ya panik begitu."

Sudarti mengaku mulai menerima pakaian-pakaian yang perlu dicucinya sejak pukul 06.00 WIB. Petugas penatu lain yang mengambil dari ruangan, dan ia mulai memilah pakaiannya pada pukul 09.00 WIB.


Kebersihan dan kesterilan semua komponen APD berada di tangan Sudarti. "Jas hujan (hazmat), baju APD, (diambil) dari ruangan-ruangan itu kan," jelas Sudarti.

"Kami siap menghitung mulai jam 9 (pagi), terus diambil, dipilah-pilah," imbuhnya. "Masuk ke mesin cuci semua, terus dikeringkan. Terus besok tinggal melipat, dibagi ke bagian-bagian mana yang mencucikan APD itu."

Tentu pakaian-pakaian pelindung itu berada dalam kondisi sangat kotor dan terkontaminasi virus ketika sampai ke tangan Sudarti. Beruntung para penatu juga dibekali dengan APD lengkap ketika bekerja.

Sudarti mengaku tim penatu di RS dr Oen harus mencuci 1,2 sampai 1,3 ton pakaian kotor. Sebanyak 300 kilogram diantaranya merupakan APD dan cucian dari pasien COVID-19.

Mirisnya, kendati dibekali dengan APD lengkap, para penatu belum mendapatkan fasilitas tes COVID-19. Padahal tuntutan pekerjaan membuat mereka masuk dalam golongan orang dalam pemantauan (ODP).

"Kerja di rumah sakit, ya mau bagaimana lagi," pungkas Sudarti pasrah. "Saya cuma bisanya berdoa."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait